Bahkan, bagi mereka yang beriman memiliki mazhab dalam cara beragama masing-masing. Seperti manusia yang bisa bermazhab Syafi'i, Hanafi, maupun yang lain.
Dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56 yang memiliki makna bahwa Allah tidak menciptakan jin dan manusia selain untuk beribadah kepada-Nya. Dalil ini menegaskan baik jin dan manusia sama-sama diwajibkan Allah menegakkan syariat.
Dapat dikatakan di bulan ramadhan, kewajiban puasa tidak hanya dimiliki oleh manusia. Bagi jin yang muslim, juga wajib berpuasa.
Semua jin sebetulnya mukallaf, dibebani beban syariat untuk mengerjakan yang wajib dan meninggalkan yang haram.
Jadi, mengenai jin yang dibelenggu selama bulan ramadhan jawabannya ialah tidak semuanya.
Para ulama berbeda pendapat mengenai dibelenggunya bangsa setan di bulan ramadhan.
Tidak semua jin dikatakan setan, ada yang muslim dan kafir. Jin kafir ini merusak akidah manusia dan berniat membinasakan manusia, maka inilah setan turunan iblis. Setan bangsa jin.
Maka dapat disimpulkan, bahwa dalam bulan ramadhan kegiatan jin bermacam-macam seperti manusia. Ada yang berpuasa dan ada yang tidak.
Kemudian, siapa yang dibelenggu selama bulan ramadhan?
Menurut para ulama, ada yang mengatakan itu bahasa kiasan.
Karena saat puasa manusia menahan hawa nafsu dan syahwat. Makanya, di saat itu pintu setan mengganggu manusia menyempit.
Pendapat mayoritas para ulama bahwasanya setan-setan yang dibelenggu saat bulan ramadhan ialah iblis dan jin yang tingkatnya kelas tinggi.
Sedangkan jin yang tingkatnya rendah ada yang tidak dibelenggu Allah karena fitnahnya tidak terlalu besar.