- Bijaksana dan Adil
Sejak memasuki Kota Makkah, Nabi Muhammad saw mengumumkan bahwa siapapun yang berada di Kawasan Makkah akan terjamin keamanannya.
Beliau juga melarang pasukannya dan Kabilah Khuza’ah melakukan pertumpahan darah.
Dikatakan bahwa Rasulullah saw juga berkata, “siapapun yang melakukan pembunuhan setelah ini, maka keluarganya (yang dibunuh) berhak atas dua pilihan: meminta darah pembunuhnya atau meminta diyat, bila dia menghendaki.”
Seluruh Tindakan ini berbanding terbalik dengan kebiasaan yang berlaku saat itu, Dimana pemenang perang berhak membantai dan atau menghancurkan kota-kota yang ditaklukkannya.
- Tulus dalam Memaafkan
Telah menjadi rahasia umum bahwa penduduk Kota Makkah saat itu membenci dan memusuhi Nabi Muhammad saw karena beberapa perkara tertentu.
Namun, pada kesempatan ini beliau sendiri menyampaikan pengampunannya kepada penduduk Makkah, meskipun beberapa mereka pernah memusuhi hingga berusaha untuk membunuhnya.
- Pemeliharaan Tradisi yang Baik
Nabi Muhammad saw tidak serta-merta mengubah tradisi pra-islam yang sudah ada, melainkan beliau tetap menjaga dan menghormati tradisi tersebut jika memang sesuatu itu baik dan tidak bertentangan dengan Islam.
Sebagai contoh, pembagian tugas pengelolaan Ka'bah tetap berjalan seperti sebelumnya.
Kemudian, mengenai ketentuan pengelolaan mata air Zamzam yang tetap diserahkan kepada keturunan Bani Hasyim.
- Solutif
Semenjak peristiwa Fathu Makkah, Rasulullah saw mengingatkan dan mendorong penduduk Makkah untuk meninggalkan semangat jahiliyah yang terlalu mengagungkan nenek moyangnya.
Hal ini dinilai solutif karena saat itu konflik umum yang terjadi kebanyakan bersumber dari fanatisme terhadap nenek moyang. Sehingga, sikap saling meninggikan diri diantara yang lain kerap kali terjadi.
Sebagai gantinya Nabi Muhammad saw menyatukan mereka dalam ikatan kekeluargaan, Islam.
Dari beberapa sifat yang telah dijabarkan berdasarkan peristiwa bersejarah Fathu Makkah ini, kita bisa melihat bahwa Nabi Muhammad saw dengan sungguh mencerminkan Islam sebagai agama yang rahmatan lil’alamin.