Sehingga saat buah itu matang tidak ada yang memanennya.
Hal ini menyebabkan turunnya harga kurma di pasar sehingga menyebabkan kerugian bagi para pedagang.
Berita itu sampai kepada Abdurrahman.
Tanpa pikir panjang ia langsung membeli semua kurma busuk masyarakat Madinah dengan harga normal.
Masyarakat Madinah pun merasa senang dan berbondong-bondong pergi ke rumah saudagar kaya itu dengan membawa berkarung-karung kurma busuk.
Kurma busuk tersebut ditukar dengan sejumlah emas dan dinar. Abdurrahman merasa bersyukur karena hartanya berkurang sangat banyak.
Do’anya untuk menjadi miskin dikabulkan Allah SWT.
Namun kemiskinan Abdurrahman tidak bertahan lama.
Utusan dari Yaman membeli kurma busuk itu dengan harga yang melebihi harga normal.
Kurma-kurma busuk itu mereka gunakan untuk mengobati penduduk Yaman dari penyakit aneh yang tengah melanda Negeri tersebut.
Dengan itu Abdurrahman menjadi semakin kaya raya dan hartanya bertahan hingga ia meninggal dunia di usia 75 tahun.
Hingga akhir pun Abdurrahman bin Auf tetap menjadi orang kaya yang taat agama dan dermawan.
Banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah Abdurrahman, salah satunya tidak terlena dengan kekayaan dunia dan bersedekah lah semampu kita, jangan takut untuk menjadi miskin, karena pemegang rezeki dan kekayaan hanyalah Allah SWT.***