Sang kakek lalu beranjak ke belakang rumah lalu kembali ke depan sambil membawa tangga.
“Tangga ini akan saya taruh di bawah pohon kita. Semoga dia (si pencuri) datang lagi malam ini dan tidak kesulitan untuk mengambil pepaya yang satunya lagi.”
Istri si kakek hanya terdiam melihat dan mendengar apa yang dilakukan suaminya.
Setiap pagi, si kakek selalu mengecek ke depan rumah. Namun, tangga yang diletakkan di bawah pohon itu tak bergeser sedikitpun.
Si kakek sabar menunggu, namun sudah berapa hari berlalu, tetap saja tak ada perubahan yang dilihatnya baik buah pepaya maupun tangga itu.
Hingga suatu hari, seseorang yang tak dikenal datang bertamu ke rumah si kakek dengan membawa dua buah pepaya besar di tangannya.
Setelah lama berbincang dan si tamu hendak berpamitan, dia berkata dengan nada juga ekspresi yang penuh penyesalan,
"Sebenarnya, saya adalah pencuri pepaya Anda.
Di malam hari berikutnya, saya berniat untuk kembali mencuri pepaya Anda.
Tetapi, saya menemukan sebuah tangga di bawah pohon. Seketika, saya sadar bahwa yang saya lakukan adalah salah.
Sejak itu juga, saya berniat untuk tidak lagi mencuri. Maka dari itu, saya kembalikan pepaya Anda, sebagai tebusan atas kesalahan saya.
Saya juga memberikan satu buah pepaya yang saya beli di pasar sebagai hadiah untuk Anda.”
Si kakek tersenyum dan memaafkan si pencuri pepaya.
Baca Juga: Kisah Inspiratif Spesial Ramadhan: Wanita Tua dan Sang Malaikat Kecil, Perjalanan Mengenal Tuhan