Menahan pendengaran dari segala sesuatu yang dibenci, sebab segala sesuatu yang haram diucapkan maka haram pula yang didengarkannya
Maka kita sebagai makhluk jasmaniyah dan ruhaniyah manusia memiliki potensi dalam dirinya baik yang berhubungan dunia material maupun spiritual.
Maka dalam ibadah puasa seseorang belajar bagaimana beratnya menahan haus dan lapar sebagai proses memasuki dimensi pengalaman spiritual yang actual.
2. Sehat Mental dengan Puasa Ramadhan
Puasa adalah mendidik seseorang untuk mengendalikan dua nafsu yang mendominasi yaitu nafsu perut dan nafsu birahi.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW. Bersabda:
حَدَّثَنَا سُوَيْدُ بْنُ نَصْرٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ أَخْبَرَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ عَيَّاشٍ حَدَّثَنِي أَبُو سَلَمَةَ الْحِمْصِيُّ وَحَبِيبُ بْنُ صَالِحٍ عَنْ يَحْيَى بْنِ جَابِرٍ الطَّائِيِّ عَنْ مِقْدَامِ بْنِ مَعْدِي كَرِبَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَرَفَةَ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ عَيَّاشٍ نَحْوَهُ و قَالَ الْمِقْدَامُ بْنُ مَعْدِي كَرِبَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَمْ يَذْكُرْ فِيهِ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَبُو عِيسَى ia حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
“ Seseorang anak adam tidak memenuhkan suatu tempat yang lebih jelek daripada perut (lambungnya).
Cukuplah bagi anak Adam itu beberapa suap makanan sekedar bisa menegakkan tulang punggungnya.
Jika menuntut harus dipenuhi, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumnya, dan sepetiga untuk pernafasaannya.” (H.R. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim).
Dengan hadist tersebut dapat diambil sebuah pemahaman bahwa Allah SWT. Memerintahkan kepada umat manusia untuk berpuasa dalam rangka mengendalikan diri agar mengubah sudut pandang kehidupannya dari orientasi
Nafsu Amarrah untuk menuju ke Nafsu Kamil, yakni nafsu yang mendapatkan nur (cahaya) dari Allah SWT.
Maka puasa yang demikian ini akan mampu mengobati jiwa manusia yang sakit menjadi jiwa yang sehat.
Orang yang gemar menjalankan ibadah puasa ramadhan selain dapat mendidik jiwanya ke Insan Kamil, dia juga akan mendapatkan pahala tambahan dari Allah yakni disediakan untuknya sebuah pintu khusus disurga yang disebut dengan pintu Rayyan, yang artinya menyegarkan. Sehingga yang memasukinya tidak akan terasa dahaga selamannya.