Tetapi, tuhan berfirman: “celakalah orang-orang yang shalat diantara kita”
Melalui bait tersebut, Abu Nawas secara cermat menyampaikan kritik terhadap perilaku religius yang hanya sebatas formalitas.
Ia bermaksud menggambarkan bahwa banyak orang yang taat menjalankan ritual ibadah namun tidak mampu mencerminkan nilai-nilai dan ajaran yang seharusnya tercermin dalam praktik keagamaan mereka.
Melalui "membalik" logika keagamaan, menunjuk sebuah ironi bahwa mabuk karena minum khamer, meskipun haram dapat dianggap lebih "tertoleransi" dibandingkan dengan perilaku orang-orang yang menjalankan salat lima waktu tanpa menunjukkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pandangan Abu Nawas, ancaman terhadap mereka yang hanya menjalankan ritual salat namun tidak mencerminkan moralitas agama lebih berat daripada orang-orang yang mabuk karena minum khamer.
Pernyataan Abu Nawas dengan mengutip sebuah firman Allah "celakalah orang-orang yang salat," sebenarnya mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap ketidakseimbangan antara melakukan ritual ibadah, seperti salat, dengan penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan kata lain, dia merasa prihatin bahwa banyak orang yang hanya menunaikan kewajiban ibadah secara formal, tetapi tidak mengaplikasikan ajaran-ajaran moral agama dalam tindakan sehari-hari mereka.
Kritik Abu Nawas terhadap kondisi ini membuatnya sering disebut sebagai sosok zindiq, yang artinya seseorang yang dianggap meragukan atau bahkan meragukan ajaran agama yang umumnya diterima oleh banyak orang.
Namun meskipun Abu Nawas dikenal sebagai pujangga kontroversial sekaligus sosok zindiq, dalam dirinya terdapat nuansa keketawadukan.
Hal ini terlihat dalam syairnya yang terkenal, "Ilahi lastu lil Firdausi ahla" (Tuhan, aku bukanlah orang yang pantas menghuni surga Firdaus).***
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup WhatsApp "GENMUSLIM PARENTING", caranya klik link https://chat.whatsapp.com/