Pernyataan Kontroversial Abu Nawas Sebagai Pujangga Tukang Mabuk : Tuhan tidak pernah mengatakan 'celakalah orang-orang yang mabuk'

Photo Author
- Selasa, 6 Februari 2024 | 17:30 WIB
Pernyataan Kontroversial Abu Nawas : Tuhan tidak pernah mengatakan 'celakalah orang-orang yang mabuk' (GENMUSLIM.id/ Dok: Canva)
Pernyataan Kontroversial Abu Nawas : Tuhan tidak pernah mengatakan 'celakalah orang-orang yang mabuk' (GENMUSLIM.id/ Dok: Canva)

GENMUSLIM.id Abu Nawas, pujangga kontroversial yang bertransformasi menjadi seorang sufi dari abad ke-8, melahirkan sebuah pernyataan kontroversial yang tetap menggema dalam sejarah : Tuhan tidak pernah mengatakan 'celakalah orang-orang yang mabuk.’

Pernyataan yang lahir melalui sebuah syair yang diciptakan oleh seorang pujangga kontroversial Abu Nawas ini menciptakan getaran di kalangan masyarakat pada masanya dan terus menjadi sumber perdebatan hingga saat ini.

Abu Nawas, lahir di Kota Ahvaz, Persia, pada tahun 768 M. Sebelum masyhur sebagai seorang pujangga kontroversial, Abu Nawas tumbuh dalam lingkungan ketat beragama.

Baca Juga: Mengejutkan! Ayam Atau Telur Duluan Nih? Inilah Jawaban Cerdas Abu Nawas dan Fakta Ilmiahnya, Kamu Wajib Tahu Hal Ini

Sebelum akhirnya ia memilih jalur kehidupan hedonis dan jadi tukang mabuk. Pernyataannya yang mencengangkan mengenai mabuk merupakan refleksi dari kehidupan pribadinya yang penuh kontroversi.

Meski demikian, kita tidak dapat melihat pernyataan ini sebagai sekadar bentuk pembangkangan tanpa memahami konteksnya lebih dalam.

Terlebih dalam literatur legendaris seperti Cerita 1001 Malam, Abu Nawas digambarkan sebagai pujangga yang cerdas dan penuh jenaka.

Pernyataannya menggugah rasa penasaran mengenai pandangan hidupnya yang kompleks. Bagaimana mungkin si tukang mabuk bisa menyampaikan pemikiran yang menyinggung prinsip agama seperti itu?

Kita dapat melihat pernyataan Abu Nawas sebagai bentuk provokasi terhadap norma-norma keagamaan pada masanya.

Baca Juga: Bukan Sekadar Humor Belaka, Kisah Inspiratif Abu Nawas Berikut Ini Bongkar Rahasia Kalau Ada Kebijaksanaan di Balik Candaan

Melalui pernyataannya tersebut, ia bermaksud mengajak masyarakat untuk merenung, tidak hanya terpaku pada norma-norma yang diterapkan oleh agama, tetapi juga untuk mempertanyakan dan memahami konteks lebih luas dari pesan-pesan spiritual.

Berikut syairnya :

Jauhkan masjid untuk hamba-hamba, yang engkau diami

Mari dengan kami mengelilingi para peminum khamer, untuk minum bersama-sama

Tuhan tidak pernah mengatakan ‘celakalah orang-orang yang mabuk’

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Mawar Apriliyani

Sumber: alif.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X