Biasanya, orang yang merayakan Imlek ini hanya menghiasi rumah dan jalanan dengan warna merah.
Bisa disebut bahwa Imlek bukanlah perayaan hari raya namun hari perayaan yang dilatarbelakangi oleh ideologi agama tertentu.
Sehingga, apapun bentuknya jika kita ikut memeriahkan maka kita termasuk orang yang mengikuti kebiasaan ciri khas agama tersebut.
Dari Ibnu Umar ra, Nabi SAW bersabda, ‘’Siapa yang meniru kebiasaan suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari kaum tersebut’’ (HR. Abu Daud 4031 – hadist Shahih).
Selain itu, apabila jika kita mengikuti kebiasaan mereka maka kita belum sepenuhnya membenci kekufuran.
Allah telah menyebutkan bahwa diantara sikap ‘ibadurrahman (hamba Allah yang sejati), mereka tidak akan menoleh sedikitpun pada perayaan semacam ini (QS. Al Furqan ayat 72).
Dikutip dari Youtube Al Bahijah pada Senin, 5 Februari 2024 Buya Yahya mengatakan ‘’Kita lihat dulu, ada keyakinan atau tidak. Jika ada hubungannya dengan keyakinan masalah agama maka haramnya tingkat tinggi.
Islam tidak membedakan etnis, Jawa, Sunda, China sama dihadapan Allah. Maka kita tidak ada urusannya dengan etnis. Orang china ingin merayakan tahun barunya silahkan, asal tidak mengganggu umat Islam. Orang china merayakan Imlek silahkan, suka-suka dia, orang Islam tidak bisa mengganggu.
Baca Juga: Kesehatan Mental Pemilih Pemula di Tengah Terpaan Pemilu 2024: Ini Pandangan Psikologi Islam
Kalau untuk mengucapkan selamat, Islam memperkenankan kita mengucapkan selamat pada pernikahan tetangga beragama Katolik, ini urusan pribadi.Tapi kalau sudah urusan syiar, ada rambu-rambunya.
Kalau urusan perayaan tahun baru ini sudah urusannya dengan syiar. Membesarkan syiarnya orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan RasulNya kita tidak boleh mengikutinya’’.
Itulah pernyataan dari Buya Yahya mengenai perayaan Imlek bagi umat Islam.
Menurut Buya Yahya hal tersebut termasuk syiar dan tidak diperbolehkan karena termasuk membesar-besarkan syiar orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan RasulNya sehingga ditakutkan akan melunturkan keyakinan kita kepada Allah dan RasulNya.
***