Rasulullah pun bertanya kepada Zaid Bin Haritsah agar ia memilih antara Rasulullah dan orangtuanya.
Apabila Zaid Bin Haritsah memilih orangtuanya atas kehendak sendiri, Rasulullah tidak akan mengambil tebusan sepeserpun.
Ternyata Zaid Bin Haritsah memilih untuk tetap bersama Rasulullah, dan membuat ayahnya kecewa.
Pernyataan Zaid Bin Haritsah membuat Rasulullah kemudian memutuskan untuk mengangkatnya sebagai anak angkatnya.
Kabar pengangkatan Zaid Bin Haritsah sebagai anak nabi Muhammad pun cepat menyebar.
Zaman dahulu anak angkat dinasabkan kepada orang tua angkatnya maka Zaid pun berubah nama dari Zaid Bin Haritsah menjadi Zaid Bin Muhammad.
Setelah peristiwa tersebut, turunlah surat Al Ahzab khususnya ayat 5 yang menerangkan mengenai nasab anak angkat.
Artinya: Panggilah mereka (anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang adil di sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak mereka, maka (panggilah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu. Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf tentang itu, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Nama Zaid pun kemudian diubah kembali dari Zaid Bin Muhammad menjadi Zaid bin Haritsah.
Hubungan Zaid Bin Haritsah dan Rasulullah pun semakin dekat.
Zaid Bin Haritsah menjadi salah satu sahabat kesayangan nabi.
Zaid Bin Haritsah juga menjadi salah satu orang kepercayaan nabi dan diangkat sebagai panglima pasukan Islam yang dikirim ke medan perang.
Baca Juga: Mahfud MD Mundur dari Jabatan Menteri, Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat Terkait Hal Tersebut