GENMUSLIM.id - Peristiwa Isra Miraj dalam sejarah Islam, seperti yang diuraikan dalam teks keagamaan, menyajikan narasi unik perjalanan malam Nabi Muhammad Saw.
Isra Miraj merupakan rangkaian perjalanan Nabi Muhammad Saw dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan kemudian naik ke langit ketujuh, mencapai puncak di Sidratul Muntaha.
Perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad Saw secara tradisional dipahami sebagai peristiwa spiritual dan ilahi.
Lalu bagaimana Sains Modern melihat perjalanan metafisik Nabi Muhammad Saw dalam peristiwa Isra Miraj?
Guru Besar Teori Fisika Institut Teknologi Sepuluh November, Prof. Agus Purwanto menawarkan perspektif kontemporer dengan menyelami ranah sains modern.
Menyadur dari laman resmi Muhammadiyah, Prof. Agus menolak aplikabilitas Teori Relativitas Khusus Einstein yang berkaitan dengan kecepatan cahaya untuk menjelaskan Isra' Mi'raj.
Menurutnya, peristiwa ini melampaui batasan tata surya kita, mengisyaratkan keterlibatan ruang dimensi yang lebih tinggi, yang bersifat immaterial atau metafisik di sekitar kita.
Baca Juga: Viral: Anggota KPPS Pangandaran dan Kontroversi Salam Dua Jari, Bagaimana Nasibnya Sekarang?
Pemisahan ini membutuhkan lebih dari sekadar fisika konvensional untuk membuka pintu penjelajahan dalam dimensi yang melampau pemahaman kita saat ini.
Dalam analisis ilmiah, Isra diibaratkan sebagai perjalanan horizontal dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa.
Sedangkan Mi'raj mewakili kenaikan vertikal melalui lapisan-lapisan langit, mencapai langit ketujuh dan Sidratul Muntaha.
Prof. Agus menghitung waktu yang dibutuhkan untuk perjalanan kosmik ini sekitar 8 jam, termasuk perjalanan pulang-pergi.