Meskipun baju itu sudah usang, Abu Bakar Ash Shiddiq menolak tawaran Aisyah untuk membeli kain kafan baru, dengan alasan bahwa orang yang hidup lebih berhak atas sesuatu yang baru ketimbang orang yang telah meninggal.
Abu Bakar Ash Shiddiq wafat pada Senin, 21 Jumadil Akhir tahun ke-13 hijrah atau 22 Agustus 634 Masehi.
Sesuai permintaannya, Abu Bakar dimakamkan di samping makam Rasulullah SAW.
Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, dan Abdur-Rahman bin Abu Bakarlah yang memakamkan jenazah Abu Bakar.
Sang 'raja' dimakamkan dengan kain kafan lusuh, bekas baju yang biasa dipakainya saat menjadi makmum shalat bersama Nabi Muhammad SAW.
Setelah Abu Bakar Ash Shiddiq wafat, Umar bin Khattab menggantikannya sebagai khalifah.
Umar bin Khattab, sama seperti Abu Bakar Ash Shiddiq, menjalani kehidupan sederhana selama kepemimpinannya, meski wilayah kekuasaannya semakin meluas.
Kesederhanaan Khalifah Umar bin Khattab bahkan sempat membuat warga Yerusalem terkecoh.
Ketika berhasil menaklukkan Baitul Maqdis pada tahun 637 Masehi, Umar bin Khattab diundang ke Yerusalem.
Dari Madinah, Umar bin Khattab hanya ditemani seorang pembantunya, dan keduanya bergantian mengendarai seekor unta.
Saat memasuki Yerusalem, Umar bin Khattab memegang tali kekang unta, sedangkan sang pembantu naik di punggungnya.
Meskipun sang pembantu menawarkan agar Umar bin Khattab yang naik di atas unta, sang khalifah menolak sesuai kesepakatan mereka.