Fatima al Fihri sendiri tidak hanya menjadi pendiri, melainkan juga bagian dari murid-murid yang hadir dalam berbagai kelas pelajaran di universitas tersebut.
Ijazahnya hingga kini masih tersimpan di perpustakaan Universitas Al-Qarawiyyin, menjadi bagian dari warisan ilmu pengetahuan.
Perpustakaan universitas ini merupakan salah satu perpustakaan tertua di dunia dengan lebih dari 4000 manuskrip.
Termasuk Injil dalam Bahasa Arab dari abad ke-12 dan Al-Qur’an dari abad kesembilan yang ditulis dengan aksara Kufah pada kulit unta.
Universitas Al Qarawiyyin melahirkan banyak cendekiawan terkenal, seperti Ibn Khaldun, seorang bapak sosiologi, ahli sejarah, ahli ekonomi, dan ahli demografi.
Sejumlah ulama, ahli tata bahasa, kartografer, astronom, dan penulis perjalanan terkemuka juga berasal dari universitas ini.
Selain keberhasilannya dalam dunia ilmu pengetahuan, kompleks yang didirikan oleh Fatima al Fihri pada periode selanjutnya tetap berada di bawah naungan sultan dan berbagai dinasti yang berganti-ganti.
Pada masa Dinasti Marinid, universitas ini menjadi pusat koleksi manuskrip dan buku yang kaya.
Meneladani sosok Fatima al Fihri, kita dapat merangkai beberapa langkah positif dalam hidup.
Pertama, adalah kesungguhan dalam menuntut ilmu pengetahuan.
Sesuai dengan hadits Rasulullah yang menyatakan bahwa menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim.
Kedua, kita dapat menjadi orang yang bermanfaat bagi umat.