GENMUSLIM.id – Juru bicara Brigade Al Qassam yang dikenal dengan nama Abu Ubaidah, kembali muncul platform media dengan memberikan statement terkait Agresi Militer Israel yang dilakukan di Palestina; khususnya Gaza.
Abu Ubaidah secara blak-blakan menyampaikan hal apa yang dilakukan Brigade Al Qassam usai Israel terus saja melancarkan agresi militer ke wilayah Gaza, meski sudah memasuki 100 Hari Perang Gaza.
Lantas, statement seperti apa yang dilontarkan oleh Abu Ubaidah selaku jubir Brigade Al Qassam? Dikutip GENMUSLIM dari Telegram SMART 171, Senin, 15 Januari 2024, berikut ulasannya.
Seperti yang diketahui, sudah lebih kurang 100 hari Agresi Militer Israel dilakukan di tanah Gaza, Palestina.
Kebijakan Agresi Militer Israel disebut pemerintah Israel sebagai aksi balasan atas serangan yang dilakukan Brigade Al Qassam dari Hamas pada 7 Oktober 2023.
Sudah lebih dari 23.843 orang warga Gaza, Palestina tewas akibat Agresi Militer Israel ke jalur Gaza dan sepertinya tidak ada tanda-tanda akan menghentikan serangannya.
Merespon situasi 100 Hari Perang Gaza, jubir Brigade Al Qassam, Abu Ubaidah, menyampaikan bahwa pihaknya tidak akan tinggal diam.
Abu Ubaidah mengaku pihaknya sudah menyiapkan strategi khusus untuk menghentikan serangan tentara Israel kepada warga Palestina; khususnya warga Gaza.
Berikut pernyataan Abu Ubaidah:
“Kami tidak punya pilihan selain mengaktifkan kekuatan kami untuk menanggapi pembantaian yang berusaha menghancurkan rakyat kami,” ucap Abu Ubaidah, seperti dikutip GENMUSLIM dari video yang ditayangkan di Telegram SMART 171.
“Kejahatan musuh dan pemerintahannya telah mencapai titik menuntut penghancuran rakyat kami dan penghancuran tempat-tempat suci mereka di Tepi Barat, Yerusalem, wilayah pedalaman dan Gaza. Kali ini, kami akanmenghajar musuh, dan kami pastikan kerugian lebih besar akan ditanggung mereka (Israel) daripada kerugian pada tanggal 7 Oktober,” ucap Abu Ubaidah.
Tak sampai disitu, Abu Ubaidah juga menyatakan bahwa Brigade Al Qassam akan menghentikan 1000 kendaraan militer milik Israel beroperasi di Gaza, usai memasuki 100 Hari Perang Gaza.