Ibrahim bin Adham berkata, "Jika engkau akan melakukan perbuatan maksiat, maka janganlah engkau tinggal di negeri milik Allah."
Laki-laki itu lebih heran daripada keheranannya yang pertama. Ia berkata, "Bagaimana mungkin engkau mengatakan itu wahai Ibrahim, sedangkan semua negeri ini milik Allah."
Ibrahim bin Adham berkata, "Jika engkau mengetahui itu, apakah layak bagimu tinggal di negeri milik Allah sedangkan engkau berbuat maksiat kepadanya?!"
Laki-laki itu menjawab, "Tidak wahai Ibrahim, sebutkanlah yang ketiga."
Ibrahim berkata, "Jika engkau ingin melakukan perbuatan maksiat, maka carilah tempat dimana engkau tidak dilihat oleh Allah, maka lakukanlah perbuatan maksiat di tempat itu."
Laki-laki itu berkata, "Bagaimana mungkin engkau mengatakan itu wahai Ibrahim, Dia Maha Mengetahui tentang semua rahasia, Dia mengetahui yang dinyatakan dan yang disembunyikan, mendengar hentakan kaki semut di atas batu hitam pekat di tengah malam yang gelap gulita."
Ibrahim bin Adham berkata, "Jika engkau mengetahui hal itu, apakah pantas engkau melakukan maksiat kepada Allah?!." Laki-laki itu menjawab, "Tidak. Wahai Ibrahim, sebutkan yang keempat."
Ibrahim bin Adham berkata, "Apabila malaikat maut datang kepadamu untuk mencabut nyawamu, maka katakanlah kepadanya, "Tundalah hingga masa tertentu"
Laki-laki itu berkata, "Bagaimana mungkin engkau mengatakan demikian wahai Ibrahim, sedangkan Allah telah berfirman, "Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya." (Al-A'raf: 34).
Ibrahim bin Adham berkata kepadanya, "Jika engkau telah mengetahui hal itu, lantas bagaimana mungkin engkau masih mengharapkan keselamatan?!"
Laki-laki itu menjawab, "Ya, sebutkan yang kelima wahai Ibrahim."
Ibrahim bin Adham berkata, "Jika malaikat Zabaniah (para malaikat neraka Jahanam) datang kepadamu untuk memasukkanmu ke dalam neraka Jahanam, maka janganlah engkau pergi bersama mereka."
Hampir saja laki-laki itu tidak mendengarkan yang syarat yang kelima, ia berkata sambil menangis, "Cukup wahai Ibrahim, aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya."