Lantas penantian akan berbuah manis apabila seorang datang dengan cara baik di mata Allah subhanahuata’allah dan juga niat lillah ingin mengarungi bahtera rumah tangga.
Jatuh cinta bukan sekadar dag dug dig yang tak jelas ingin segera memiliki melainkan ada tujuan pernikahan sakinah, mawaddah dan rahman.
Ketika waktu itu tiba, bersiaplah dalam menyambut jodoh dengan sebaik-baiknya keadaan dibersamai Allah dan ditunjukkan jalan yang lurus.
Mulailah yang pertama adalah sholat istikharah meminta penerangan dan petunjuk dari pemilik rencana.
Istikharah bukan sekadar pilihan yang harus dipilih, bahkan pun tentang keyakinan yang diminta kepada Allah untuk dihadirkan dalam hati.
Tentang petunjuk apakah kedatangan orang ini benar jodoh atau hanya singgah lalu kan pergi.
Kebaikan dan keburukan yang meminta kepadaNya untuk diperlihatkan supaya kita dapat mengukur penerimaan yang kita miliki.
Usai berdoa kepada Allah subhanahuata’allah, dilanjutkan dengan usaha kongkret yang memang selaku manusia harus selalu mengiringi.
Ingatan tentang ucapan pepatah Arab yang berkata “Doa tanpa usaha ibarat busur tanpa panah”, maka tidak ada satu pun sasaran yang akan dikenai.
Meskipun sekuat apapun doa, apabila tanpa diusahakan dengan cara yang baik maka yang ada justru memperparah keadaan.
Usaha dalam penantian ini adalah memperbaiki diri dengan cara mulai banyak mengikuti majelis ilmu, baca buku dan memahami Al-Qur’an untuk menjadi pondasi kuat seorang ibu.
Terakhir setelah berdoa dan berusaha, maka terakhir coba mencari solusi dari pilihan yang ada.
Apabila penantian jodoh dengan sudah bertamu, maka mencoba menjadi Aisyah yang terus menjadikan rasa dalam hati sebuah perhiasan yang tak boleh dilihat sembarang orang.