GENMUSLIM.id - Jodoh sudah tertulis di lauhul mahfudz, bahkan sebelum manusia itu dilahirkan.
Pernikahan adalah tanda bahwa ia jodoh kita, tetapi bisa jadi semua akan berakhir apabila tanpa usaha dengan cara memiliki visi pernikahan yang jelas.
Seorang laki-laki akan mencari sesuai kriteria yang ia ingin, sedangkan muslimah atau wanita akan menanti kehadiran tamu yang menjadi jodoh.
Ungkapan “Jodoh pasti bertemu” telah berubah menjadi “Jodoh pasti bertamu” dalam permulaan pernikahan.
Menanti jodoh, terutama bagi seorang muslimah adalah hal yang tak bisa diukur kurun waktu dan lelahnya.
Terlebih hidup di komplek pedesaan yang dikelilingi tetangga yang sangat perhatian.
Muslimah akan merasa dirinya harus menghilang dalam masa penantian pernikahan yang menjadi salah satu tanda jodohnya telah datang.
Seorang bertamu pun belum tentu benar menjadi jodoh, terlebih di waktu dan cara yang salah.
Selain menantikan dengan kesabaran, proses menanti jodoh menuju pernikahan adalah proses paling riskan.
Banyak muslimah saat ini yang memilih jalan instan dan merasa itu telah tepat, serta dalam kepastian, ialah hal tersebut bernama pacaran.
Tetapi, tanpa disadari banyak hal tergadai dalam perjalanan jodoh tersebut.
Mulai dari waktu, perasaan, hingga berujung fitnah dan zina yang pasti dilakukan, tidak usah jauh berpikir tentang zina yang ‘itu’, melaikan dimulai dari pikiran tertuju kepada yang bukan halal.
