GENMUSLIM.id- Kesehatan reproduksi bukan sekedar membahas mengenai proses fisik menghasilkan keturunan.
Justru kesehatan reproduksi melibatkan banyak aspek, termasuk fisik, psikis, mental, dan sosial.
Sayangnya, stigma dan keterbatasan pembicaraan mengenai parenting yang melek kesehatan reproduksi membuat banyak orang tua enggan membahas, bahkan di antara sesama perempuan.
Padahal, kesehatan reproduksi mencakup kondisi sistem, fungsi, dan proses reproduksi.
Kurangnya pengetahuan tentang reproduksi dapat mengakibatkan dampak negatif, seperti peningkatan penyakit menular seksual, kehamilan pada usia muda, hingga tindakan aborsi yang membahayakan nyawa perempuan.
Masalah-masalah tersebut yang sering terjadi di lingkungan bersumber dari minimnya parenting terkait kesehatan reproduksi.
Perempuan seringkali tidak menyadari risiko yang mungkin terjadi akibat pergaulan yang tidak tepat.
Ancaman HIV/AIDS, tingginya angka kematian ibu karena melahirkan di usia muda, hingga kematian remaja perempuan akibat tindakan aborsi, semuanya menjadi risiko nyata.
Perempuan perlu didorong untuk mencapai kesetaraan gender, termasuk dalam hal hak reproduksi.
Tidak semua perempuan memiliki lingkungan sosial dan ekonomi yang setara dengan laki-laki.
Data BPS tahun 2017 menunjukkan kesenjangan antara laki-laki dan perempuan masih tinggi.
Terutama terkait Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indeks Pembangunan Gender (IPG), dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG).
Rendahnya kualitas hidup perempuan menjadi dampak dari kesehatan dan status gizi yang rendah, serta perkawinan usia muda.