GENMUSLIM.id - Menjelang Hari Ayah Sedunia 2023 para orang tua dapat belajar dari kisah-kisah teladan di masa lalu.
Salah satu kisah yang dapat dijadikan referensi oleh ayah bunda dalam menerapkan parenting di momen Hari Ayah Sedunia 2023 ini adalah kisah Nabi Nuh.
Simak kisahnya berikut ini sebagai refleksi di Hari Ayah Sedunia 2023.
Pernah dengar kisah anak Nabi Nuh yang membangkang dan tidak beriman?
Padahal Nabi Nuh salah seorang manusia pilihan Allah, masak iya salah dalam menerapkan ilmu parenting pada anak?
Tidak bisa dikatakan seperti itu ya ayah bunda, mari kita pelajari kisah Nabi Nuh dalam mendidik anaknya penuh kasih sayang.
Nabi Nuh memiliki empat orang anak, yaitu Sam, Ham, Yafits, dan Kan'an, selama 950 tahun beliau berdakwah, selama itu pula beliau mendidik anak-anaknya.
Ingat saat peristiwa banjir yang menimpa kaum Nabi Nuh yang tidak mau beriman? Saat peristiwa itu pula, salah satu anak Nabi Nuh yaitu Kan'an yang tidak beriman hanyut terbawa banjir.
Ketika air bah mulai tiba dan Kan'an ingin menyelamatkan diri ke gunung, Nabi Nuh masih memanggilnya dengan sebutan, "Ya bunayyah," yang berarti "Anakku tercinta atau tersayang."
Dari sini saja sudah dapat disimpulkan meskipun anaknya tidak mau beriman, namun kasih sayang Nabi Nuh tak pernah berbeda.
Berikut genmuslim telah mengutip dari akun Instagram @ikmahr, kita akan mempelajari cara menjadi ayah dari Nabi Nuh.
Tentu kalian tahu, tugas seorang nabi tidaklah mudah dan ringan. Begitu pula tugas Nabi Nuh, selain tugasnya sebagai Ayah beliau juga harus menjalankan tugasnya sebagai nabi.
Tugas utama nabi ialah:
• Mengingatkan manusia untuk menyembah Allah serta menjauhkan dari Thagut (Tuhan-tuhan selain Allah)
• Memberikan peringatan kepada keluarga, seperti istri dan anak serta kepada kaumnya
Cara-cara Nabi Nuh untuk mendidik anak jika ditransformasikan di zaman saat ini bisa dengan cara berikut:
• Ajarkan anak dengan memberikan teladan dari orang tua
• Ajarkan anak dengan kata-kata yang ringan dan mengena pada hatinya
• Ajarkan dengan cara yang mudah diingat
Lalu bagaimana cara mengajarkan tauhid kepada anak disaat ayah terkadang sulit untuk berkomunikasi dengan anak?
Jika memakai cara yang digunakan para nabi, maka cara yang digunakan adalah cara yang mudah dan simpel.
Mereka mengajari tauhid dengan cara:
• Melihat kekuasaan Allah dengan alam semesta
• Minta anak-anak untuk memerhatikan apa saja yang ada di sekelilingnya
• Menanamkan keimanan melalui apa saja yang dilihat anak secara langsung
Namun, perlu diingat bahwa peran ayah sebenarnya selalu signifikan disetiap fase, hanya saja interval dan durasinya yang harus disesuaikan dengan fase-fase yang dilewati anak.
Terutama pada fase emasnya sekitar 0-7 tahun di saat anak sedang optimal untuk merekam dan mengikuti apa saja yang dilihat dari orang tua.
Misalnya: Perihal salat di masjid
Saat terdengar suara azan dan orang tua bersegera menyambut azan dengan berwudu seraya bergegas ke masjid.
Jika hal tersebut dilakukan secara konsisten maka tanpa menyuruh anak laki-lakinya salat di masjid, mereka secara tidak langsung akan mengikuti ayahnya dan terekam dalam benaknya bahwa, "Kalau sudah azan ya wudu dan salat di masjid."
Namun tak cukup hanya dengan kebiasaan baik saja, karena hidayah kepada seseorang adalah hak Prerogatif Allah.
Umat Nabi Nuh pada masa itu adalah umat yang senang bermaksiat, bahkan mereka adalah orang-orang yang menyembah berhala untuk pertama kalinya.
Cara Nabi Nuh dalam menyampaikan risalahnya ini sangatlah lembut dan sabar luar biasa. Tapi tanggapan kaumnya sangatlah buruk, setiap Nabi Nuh berdakwah, umatnya selalu menutup telinganya, termasuk anaknya sendiri.
"Dan sesungguhnya aku setiap kali menyeru mereka (untuk beriman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jarinya ke telinganya dan menutupkan bajunya (ke wajahnya) dan mereka tetap (mengingkari) dan sangat menyombongkan diri." (QS.Nuh 71:7)
Ini lah yang menunjukan kepada kita, sebaik apapun hal yang disampaikan, hidayah itu tetap hak istimewa dari Allah.
Ini diluar kuasa Nabi Nuh, bahkan diluar kuasa para orang tua terhadap anak.
Baca Juga: Parenting Talk: Apakah Penting Membentuk Kecerdasan Finansial kepada Anak Sejak Usia Dini?
Tugas orang tua itu adalah menyampaikan, memberi teladan yang baik, selalu mengajak dan membiasakan anak pada kebaikan, terlepas dari anaknya beubah atau tidak itu berada dalam kuasanya Allah.
Fokus saja pada ikhtiar yang dapat dilakukan oleh orang tua, kemudian hasilnya serahkan saja kepada Allah.
Saat Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk membangun sebuah kapal, maka Nabi Nuh berdoa agar Allah tidak menyisakan satu orang kafir pun di muka bumi ini.
"Dan Nuh berkata, "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi." (QS.Nuh 71:26)
Nabi Nuh berfikir, jika Allah sisakan orang kafir dimuka bumi, maka mereka itu hanya akan berbuat kerusakan dan kekafiran serta tidak melahirkan kecuali orang orang yang kafir juga.
Baca Juga: Kiat Parenting untuk Anak Usia Sekolah: Mengapa Mengembangkan Keterampilan Kognitif Sangat Penting?
Pada masa Nabi Nuh juga ada sosok ayah yang malah mendatangkan kerusakan pada anaknya sendiri.
Siapa yang sangka bahwa anak-anak yang ikut menghina Nabi Nuh itu di perintah oleh ayahnya untuk melakukan hal yang demikian?
Bisa kita lihat juga kenapa ada anak Nabi Nuh yang tidak mau ikut kedalam kapal? karena ia di pengaruhi oleh Ibunya sendiri.
Sebagaimana kita tahu bahwa istri nabi Nuh adalah seorang penghianat dalam dakwah Nabi Nuh dan tidak mau beriman kepada Allah.
"Banyak laki laki kafir di dunia ini, tapi yang dibuat simbol kekafiran bukanlah laki laki, tetapi perempuan sebagaimana istri Nabi Luth dan Istri Nabi Nuh. Semua yang ia saksikan, mukjizat yang Allah berikan kepada suaminya sendiri tidak bisa membuat dirinya beriman kepada Allah."
Bahkan kita bisa pelajari dalam tafsir Imam al-Qurtubhi maka dapat dilihat bahwa istri nabi Nuh lah yang pertama kali menyebarkan pada umatnya bahwa suaminya adalah orang gila.
Di sini kita paham, mendidik anak juga tidak sebatas dari peran ayah, tetapi juga dari peran sang ibu.
Saat Anaknya mulai tenggelam, Nabi Nuh kemudian berdoa kembali, "Ya Allah, anaku itu termasuk keluargaku, sesungguhnya janjimu itu nyata."
Itulah kasih sayang seorang ayah terhadap anaknya, seburuk apapun seorang anak maka sang ayah akan tetap menyayanginya.
Kalaupun ada ayah yang marah terhadap anaknya, maka itu adalah salah satu benuk kasih sayang seorang ayah kepada anaknya.
Kesimpulan dari pola pendidikan Nabi Nuh sebagai seorang ayah:
• Memberikan keteladan dalam keseharian
• Sabar yang luar biasa dalam pendampingan anak
• Mendoakan anak apa pun kondisinya
Adapun poin penting yang di ambil:
• Peran istri juga sangatlah penting, maka pilihlah istri yang baik, atau bantulah istri agar menjadi lebih baik agar mereka baik pula dalam hal mendidik anak-anak.***
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup WhatsApp "GENMUSLIM PARENTING", caranya klik link https://chat.whatsapp.com/DAUxgNwGoIWG3OXb6LQChn, atau bisa gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews kemudian join. Jangan Lupa install aplikasi WhatsApp atau Telegram di Ponsel.