GENMUSLIM.id – Seperti yang kita ketahui, Ibu menjadi sekolah pertama bagi anaknya, di mana dirinya akan menjadi contoh, serta memberi banyak ilmu dalam proses penerapan parenting pada anak, namun yang tidak boleh kamu lupakan yaitu peran seorang ayah.
Hari Ayah Sedunia 2023 didedikasikan tidak untuk ayah, tetapi juga untuk figur ayah yang membentuk pikiran kita dan yang memainkan peran penting dalam memberikan sebuah sayap pada impian kita, ayah yaitu cinta pertama kita dan sosok pahlawan terakhir dalam hidup kita, yang mengajarkan anak untuk memberi rasa hormat, serta cinta pada ayah.
Komunikasi serta hubungan ayah dan anak sama pentingnya dalam proses parenting, menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Acta Pediactrica, anak-anak ini akan sukses di kemudian hari, jika ayah hadir dan mereka berkomunikasi dengan efektif secara berkala.
Baca Juga: Seputar Parenting: Ayah Jangan Lewatkan Tahap Tumbuh Kembang Anak, Ini Alasannya
Namun yang perlu diketahui juga, kurangnya komunikasi atau komunikasi yang tidak efektif, bisa memberikan risiko anak-anak dalam jangka panjang, untuk ayah atau calon ayah, hindari melontarkan frasa negatif, karena dapat membuat anak tidak sukses di masa depan.
Dilansir GENMUSLIM dari berbagai sumber, berikut ini beberapa kalimat atau frasa negatif yang tidak boleh kamu lontarkan sebagai ayah atau calon ayah di masa depan, supaya anak berkesempatan meraih kesuksesan.
“Nilai B Itu Tidak Baik, Tetapi A Lebih Baik.”
Perayaan Hari Ayah Sedunia 2023 ini dapat dirayakan dengan memperkuat hubungan antara ayah dan anak, salah satunya dengan menghindari berbagai kalimat negatif ini, yang pertama adalah, “Nilai B itu tidak baik, tetapi nilai A lebih baik.”
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Journal of Personality and Social Psychology, menempatkan semua penekanan pada nilai dan prestasi akademik, membuat prestasi anak di sekolah menurun, meski baik berpikir bahwa anak bisa, lebih baik mendorong mereka berani gagal dan mengejar usaha kreatif lainnya.
“Ini Bukan Masalah Besar Kok!”
Ketika anak stress karena sesuatu, mudah untuk mengabaikan masalah yang tampaknya tidak membuat stress, namun praktik ini dapat membuat anak ini merasa malu, sebab mereka mempunyai rasa emosi dan kecemasan, alih-alih mempermalukan emosi, akui mereka serta bicarakan perasaan anak terbuka.
“Nggak Sakit Kok, Kamu Baik-Baik Saja.”
