GENMUSLIM.id - Selain di Kesultanan Aceh, Malaka, maupun Banten, hukum Islam juga ditegakkan di kesultanan lain di Nusantara, seperti dalam kasus di Jawa bagian Tengah.
Kesultanan Islam yang berada di Jawa ini mempunyai istilah khusus untuk menyebut lembaga kadi, yakni penghulu, yang menandakan di Nusantara kala itu setidaknya Islam sudah menjadi aktor dominan sosial-politik.
Dengan kata lain, Nusantara waktu itu sudah mulai mengalami transformasi, dari kerajaan yang bercorak Hindu-Budha menuju kesultanan Islam.
De Graf di dalam bukunya yang berjudul Kerajaan-kerajaan Islam Pertama di Jawa , Kajian Sejarah Politik Abad ke-15 dan ke-16 mengatakan, masyarakat Jawa memiliki istilah khusus untuk jabatan kadi, yakni dinamakan penghulu.
Jabatan ini telah ada sejak awal berdirinya kesultanan-kesultanan Islam pada abad ke-16.
Baca Juga: Membaca Sejarah Penegakkan Hukum Islam Pada Periode Kesultanan Berdiri Kokoh di Nusantara (Part 1)
Keberadaannya dapat ditelusuri sampai ke Kesultanan Demak, sebuah kesultanan Islam pertama di Pulau Jawa.
Raja pertamanya ialah Raden Patah, mengangkat Sunan Bonang-salah seorang Wali Sembilan di Tanah Jawa-menjadi penghulu pertama kesultanan pada tahun 1490.
Sunan Bonang kemudian digantikan oleh Makdum Sampang (1506-1515).
Namun, tak berselang lama, Makdum Sampang juga digantikan oleh Kiai Pembayun (1515-1521).
Ketika Pangeran Sabrang Lor atau Pati Unus berkuasa, sebagai raja kedua Kesultanan Demak, dia mengangkat Rahmatullah untuk jabatan ini.
Rahmatullah sendiri menjadi penghulu Kesultanan Demak sampai pada tahun 1521, ketika Sunan Kudus menggantikannya.
Pada masa Kesultanan Islam Mataram, institusi penghulu ditemukan lebih mapan.
