GENMUSLIM.id - Cendekiawan Islam Rasjidi telah berhasil mengulas sejarah pemikiran sekularsime dengan mudah dipahami oleh umat Islam pada umumnya, entah dari kalangan elit intelektualnya maupun dari kalangan masanya, sehingga semua kalangan bisa memahami kondisi umat Islam sekarang ini.
Pada artikel sebelumnya, cendekiawan Islam Rasjidi telah menuliskan dengan tepat hal-hal yang melatarbelakangi munculnya pemikiran sekularisme.
Di antara pemikiran Islam Rasjidi adalah rasa kecewa yang begitu mendalam pada abad pertengahan oleh masyarakat Eropa, dilanjutkan munculnya banyak filsuf yang menghendaki sekularisme menjadi pemikiran dominan dalam peradaban Barat, hingga puncaknya ialah melalui Revolusi Perancis 1789, yang secara terbuka melakukan kritik tajam terhadap gereja yang masih ingin tampil di publik.
Selain itu, menurut cendekiawan Islam Rasjidi, pemikiran sekularisme ini juga didukung oleh filsuf dan sosiolog beraliran positivisme, yakni Auguste Comte, yang memberikan definisi kemajuan peradaban jika suatu masyarakatnya meninggalkan agama dan menggaungkan semangat saintifik.
Dari situ, muncul filsuf atau pemikir yang mempunyai orientasi yang sama tentang pentingnya pemikiran sekularisme, sekalipun berbeda aliran pemikiran, seperti Voltaire, Francis Bacon, Rene Descartes, Feurbach, Karl Marx, Charles Darwin, Sigmund Freud, dan masih banyak lagi.
Pada artikel sebelumnya juga, telah dijelaskan inti gagasan dari Charles Darwin seorang evolusionis, Karl Marx yang berpegang pada pemikiran dialektika materialis dan materialisme historis, maupun Sigmund Freud seorang psikoanalisis yang mengatakan pendorong utama manusia ialah hasrat seks.
Menurut Rasjidi, dalam bukunya yang berjudul Hari Depan Peradaban Manusia, Antara Sekularisme, Komunisme, dan Islam mengatakan, setelah era Karl Marx, Charles Darwin, maupun Sigmund Freud, peradaban Barat yang bercorak pada pemikiran sekularisme ini semakin menunjukkan eksistensinya.
Hal tersebut munculnya pemikiran yang cukup kontroversial jika ditinjau dari ajaran Islam, yakni pragmatisme.
Pemikiran pragmatisme ini dikembangkan oleh John Dewey dari Amerika Serikat, yang mempunyai pokok pemikiran, bahwa yang benar yang mendatangkan kebermanfaatan duniawi dan materiil.
Artinya, segala tindak perbuatan harus didasarkan pada untung rugi material, jika perbuatan itu baik tapi tidak menguntungkan secara duniawi dan materiil, itu bukanlah kebenaran dan yang melakukannya sia-sia belaka.
Menurut Rasjidi, ada sebagian kalangan umat Islam yang mengatakan, bahwa peradaban Barat modern tetap didominasi pada ajaran Kristen Katholik, bukan pemikiran sekularisme.
Mengutip Abul Hasan al Nadawy seorang cendekiawan Islam dari India, bahwa peradaban Barat saat ini didominasi oleh pemikiran sekularisme, adapun segala yang ada adalah sisa-sisa lembaga gereja dan bukan ajaran yang terdapat dalam perjanjian lama dan perjanjian baru.
Rasjidi melanjutkan, jika ditelisik lebih mendalam tentang peradaban Barat modern, maka yang dominan atau asas peradabannya adalah pemikiran sekularisme itu sendiri, yang mempercayakan secara mutlak bahwa akal manusia mampu membangun peradaban yang berkeadilan dan lebih maju.
Akibatnya, dari berbagai aspek kehidupan mengalami profanisasi secara radikal, baik dari segi ekonomi, politik, sosial, kebudayaan, pendidikan, hingga keluarga.
Baca Juga: Pemikiran Hassan Hanafi Mengenai Tantangan dan Kolonialisme Barat Terhadap Dunia Islam (Part 1)
Manusia telah didefinisikan ‘Yang Ada’, yang menguasai segala-galanya, orang lebih banyak berbicara mengenai hak asasi tapi abai membicarakan kewajiban manusia.
Dengan begitu muncullah individualisme, yang seringkali kepentingannya bentrok dengan masyarakat luas.
Ekonomi hanya ditinjau dari untung rugi, tanpa memperdulikan ajaran moral yang tegas.
Hubungan antara pria dan wanita juga demikian, asasnya suka sama suka dan tidak mempunyai aturan yang tegas.
Baca Juga: Pemikiran Hassan Hanafi Mengenai Tantangan dan Kolonialisme Barat Terhadap Dunia Islam (Part 3)
Dalam peradaban Barat yang berasakan pemikiran sekularisme, standar moral benar dan salah, baik dan buruk, tidaklah statis, dia terus berubah mengikuti perubahan zaman, misalnya dulu kumpul kebo haram, sekarang karena moralnya sudah berubah maka sah-sah saja, yang penting suka sama suka.
Menurut Rasjidi, pemikiran di atas jika ditinjau dari ajaran Islam, sudah bertentangan, sebab Islam sendiri ingin mengangkat harkat martabat manusia menjadi pribadi yang lebih baik, yang mengingat penciptanya dan bermanfaat pada masyarakatnya, bukan sekedar mempunyai sifat kebinatangan atau menuruti hawa nafsu semata.***
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews, kemudian join. Langkah pertama install aplikasi Telegram di Ponsel