Membaca Pemikiran Rasjidi, Cendekiawan Islam yang Terkenal Memberi Catatan Kritis Atas Sekularisme (Part 4)

Photo Author
- Jumat, 15 September 2023 | 05:00 WIB
Salah satu karya cendekiawan Islam Rasjidi, yang terkenal pemikiran kritis atas sekularisme ( (GENMUSLIM.id/dok: Istimewa))
Salah satu karya cendekiawan Islam Rasjidi, yang terkenal pemikiran kritis atas sekularisme ( (GENMUSLIM.id/dok: Istimewa))
GENMUSLIM.id - Ulasan mengenai sejarah pemikiran sekularisme oleh cendekiawan Islam Rasjidi memang sangat menarik, sebab dapat membantu memahami kerangka berpikir beserta dampak dari gagasan sekularisme itu sendiri.
 
Selain itu, melakukan kritik terhadap sebuah pemikiran yang ditinjau dari pendekatan sejarah, sebagaimana yang dilakukan oleh cendekiawan Islam Rasjidi ini juga memberikan cakrawala pemikiran dan wawasan yang sangat luas.
 
Pemikiran Rasjidi ini membuat umat Islam tidak sekedar mempunyai sikap antipati tanpa alasan yang jelas, tetapi juga mempunyai alasan yang logis kenapa ide tersebut perlu dikritik.
 
 
Dalam pemikiran cendekiawan Islam Rasjidi, gagasan sekularisme ini sangat bertentangan dengan ajaran Islam, sebab dalam Islam segala aspek kehidupan telah diatur sedemikian rupa, terlebih lagi dalam sejarah Islam ketika Islam menjadi dasar dalam sebuah negara, justru memantik umat Islam terus melakukan kerja-kerja intelektual demi kemajuan peradaban Islam itu sendiri.
 
Oleh sebab itu, sebagaimana dijelaskan dalam buku Hari Depan Peradaban Manusia, Antara Sekularisme, Komunisme, dan Islam, Rasjidi dengan tegas bahwa sekularisme itu sendiri hanya trauma sejarah peradaban Barat yang tidak menimpa peradaban Islam.
 
Meskipun dengan tegas menolak pemikiran sekularisme, Rasjidi juga memberikan sejarah panjang mengenai sekularisme dan dampak-dampaknya di masyarakat Eropa, dengan tujuan utamanya agar umat Islam bisa mengambil pelajarannya.
 
 
Bagi Rasjidi, sekularisme telah membawa para pemikir Eropa menjauh dari agama, seperti gagasan Voltaire, Rene Descartes, Francis Bacon, Auguste Comte, lalu pada abad 19 ada Feurbach, maupun Karl Marx.
 
Meskipun terdapat perbedaan pemikiran di antara para filsuf tersebut, pada intinya mereka mempunyai kesamaan, di mana agama tidak bisa dijadikan aturan publik luas lagi atau dengan kata lain menyetujui konsep pemikiran sekularisme.
 
Hal tersebut didasarkan pada tesis Auguste Comte yang mengatakan, peradaban bisa dikatakan maju jika didominasi pemikiran ‘ilmiah’ yang bisa dibuktikan secara empiris dan argumentasi rasional, sedangkan peradaban bisa dikatakan terbelakang jika didominasi oleh pemikiran keagamaan.
 
 
Artinya ukuran kemajuan dalam struktur pandangan dunia sekuler ialah bagaimana pemikiran dominan di dalam masyarakat bukan didasarkan keagamaan.
 
Oleh sebab itu, jika tidak mengherankan jika peradaban Barat modern sangat membangga-banggakan periode kejayaannya seperti sekarang dan mengutuk periode abad pertengahan.
 
Pasca era Karl Marx, Feurbach, maupun Hegel, perkembangan pemikiran filsafat dan sains Eropa dilanjutkan oleh Charles Darwin (1809-1882) dan Sigmund Freud (1856-1939).
 
Menurut pandangan Rasjidi yang didasarkan atas pembacaannya yang luas mengenai pemikiran Barat, Charles Darwin menggambarkan bahwa manusia itu asalnya dari binatang yang rendah, lalu berevolusi, dan melewati ‘seleksi alam’ yang sangat mengerikan, terus berubah menjadi manusia seperti sekarang ini.
 
 
Sedangkan Sigmund Freud seorang psikolog aliran psikoanalisis menggambarkan atau memberi tafsiran bahwa pendorong manusia untuk berkembang dalam pikiran dan fisik adalah naluri seks.
 
Dan Karl Marx seorang filsuf yang berpegang pada pemikiran dialektika materialis ini menggambarkan, tujuan manusia adalah berkembang untuk sekedar mencapai kepuasan material, bahwa ekonomi, adalah dasar dari pemikiran, kebudayaan, dan moralitas.***
 
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews, kemudian join. Langkah pertama install aplikasi Telegram di Ponsel
 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Zaiyana Nur Ashfiya

Sumber: Hari Depan Peradaban Manusia, Antara, Sekularisme, Komunisme

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X