GENMUSLIM.id- Kemajuan peradaban Islam di masa Kekhalifahan Abbasiyah dalam hal ilmu pengetahuan sudah seharusnya diketahui oleh umat Islam hari ini, salah satunya dengan mengetahui lembaga ilmu pengetahuan dan perpustakaan Bait Al Hikmah, yang disebut sebagai pusat ilmu ternama pada abad pertengahan.
Selain itu, menandakan juga bahwa umat Islam ini secara fitrah sebagai umat yang hobi berliterasi, hobi berpikir, hobi menulis ilmiah, hobi berdiskusi mengenai gagasan-gagasan besar, yang bisa dibuktikan dalam sejarah peradaban Islam yang panjang, salah satunya adanya kemajuan pada lembaga Bait Al Hikmah.
Perpustakaan Bait Al Hikmah awalnya didirikan pada masa Khalifah Harun Ar Rasyid, dan bisa diakses oleh publik pada masa Khalifah Al Ma’mun, yang aktivitasnya menerjemahkan buku dari berbagai bahasa dunia, kemudian melahirkan banyak cendekiawan I slam yang hebat, dan otomatis kemajuan peradaban Islam dalam hal ilmu pengetahuan kala itu tak tertandingi, sebagaimana yang diutarakan oleh Philip K Hitty dalam History of The Arabs.
Menurut Philip K Hitty, Bait Al Hikmah sebuah perpustakaan, akademi, sekaligus biro penerjemahan, memainkan peran penting, yang menjadikan Kota Baghdad kala itu ramai dengan diskusi-diskusi intelektual yang menggairahkan.
Dimulai pada masa Harun Ar Rasyid, diteruskan anaknya yang bernama Al Ma’mun, dan berlanjut pada masa seterusnya, aktivitas intelektual berpusat di akademi yang baru didirikan itu.
Era penerjemahan di Bair Al Hikmah berlangsung selama satu abad yang dimulai pada tahun 750 M.
Karena kebanyakan penerjemah dari orang yang berbahasa Aramaik, maka berbagai karya dari bahasa Yunani harus diterjemahkan dalam bahasa Aramaik terlebih dahulu, sebelum diterjemahkan ke bahasa Arab.
Baca Juga: Ojek Online Jadi Alternatif Transportasi Masa Kini, Bolehkah Wanita Muslimah Bekerja Sebagai Driver?
Salah satu penerjemah pertama dari bahasa Yunani adalah Abu Yahya ibn al Bathriq, yang terkenal menerjemahkan karya-karya Galen dan Hippocrates untuk Khalifah al Manshur, dan karya Ptolemius, Quadripartium, untuk khalifah lainnya.
Element karya Euclid dan Almagiest, dalam bahasa Arab diterjemahkan menjadi al Majisthi atau al Mijisthi, sebuah karya besar Ptolomeius tentang astronomi.
Namun penerjemahan itu kurang baik, sehingga perlu direvisi lagi, agar bisa dipahami dengan baik oleh para pembaca.
Penerjemah awal lain seorang Kristen, Yuhanna bin Masawayh, murid Jibril ibn Bakhtisyu, dan guru Hunayn bin Ishaq, yang diriwayatkan telah menerjemahkan beberapa manuskrip untuk Khalifah Harun Ar Rasyid, terutama mengenai manuskrip tentang kedokteran.
Baca Juga: Ojek Online Jadi Alternatif Transportasi Masa Kini, Bolehkah Wanita Muslimah Bekerja Sebagai Driver?