GENMUSLIM.id – Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sudah selayaknya menjadi ajang mengenang dan mencintai Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, kecintaan itu dibuktikan melalui kesungguhan umat muslim dalam mempelajari Sirah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Sirah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengisahkan perjalanan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, secara detail, banyak juga disinggung dalam berbagai acara yang digelar dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Sungguh benar jika Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam merupakan manusia yang sudah dijamin surga, sebab Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mendapatkan pemeliharaan langsung dari Allah Subhanahu Wata’ala, mari sama-sama belajar Sirah Nabi dalam rangka kecintaan terhadap Nabi dan memperingati Maulid Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Salah satu hikmah Maulid adalah mengingatkan umat muslim untuk mempelajari kehidupan dan sirah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, seperti apa kehidupan Nabi dimasa mudanya?
Dikutip GENMUSLIM.id dalam buku Sirah Nabawiyah karya Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthy, menjelaskan mengenai peristiwa pemeliharaan Allah terhadap Muhammad sewaktu remaja.
Salama masa mudanya, Allah telah memelihara Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dari penyimpangan yang biasanya dilakukan oleh para pemuda seusianya, seperti berhura-hura, dan permainan Nista lainnya.
Bertutur Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Aku tidak pernah menginginkan sesuatu yang biasa mereka lakukan di masa jahiliah kecuali dua kali, itu pun kemudian dicegah oleh Allah, setelah itu aku tidak pernah menginginkannya sampai Allah memuliakan aku dengan risalah, aku pernah berkata kepada seseorang teman, yang menggembala bersamaku di Makkah, “Tolong awasi kambingku karena aku akan memasuki kota Makkah untuk begadang sebagaimana para pemuda.” Kawan tersebut menjawab, “Lakukanlah, “ Aku lalu keluar.
Ketika aku sampai di rumah pertama di Makkah, aku mendengar nyanyian, lalu aku berkata, “Apa ini?” Mereka berkata, “Pesta” Aku lalu duduk mendengarkannya, Allah kemudian menutup telingaku lalu aku tertidur dan tidak terbangunkan kecuali oleh panas matahari, aku kemudian kembali kepada temanku, lalu ia bertanya kepadaku dan aku pun mengabarkannya.
Pada malam yang lain, aku katakan kepadanya sebagaimana malam pertama, aku pun masuk ke Makkah lalu mengalami kejadian sebagaimana malam terdahulu, setelah itu aku tidak lagi menginginkan keburukan.”
Mengenai kisah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ini terdapat penjelasan mengenai dua hal yang sangat penting.
Pertama, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam (juga) memiliki seluruh karakteristik manusia sehingga ia mendapati pada dirinya apa yang terdapat pada setiap pemuda berupa berbagai kecenderungan fitrah yang telah ditetapkan Allah pada manusia.
Baca Juga: Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW, Berikut Nasab, Kelahiran, dan Penyusuan Nabi Muhammad SAW