GENMUSLIM.id – Siapa yang tidak ingin bahagia? Bisa dipastikan setiap orang ingin hidupnya bahagia, jarang dijumpai ada orang yang ingin hidupnya tak bahagia.
Bahagia biasa digambarkan dengan kondisi yang menyenangkan sesuai harapan, oleh sebab itu, jika kondisi dan kenyataan tidak sesuai harapan maka orang akan mengatakan hidupnya tidak bahagia, benarkah demikian?
Dalam kamus KBBI definisi bahagia adalah keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dari segala yang menyusahkannya).
Dalam Islam orang yang bahagia bukan berarti dia yang selalu berada pada kondisi menyenangkan, sebab ketika kondisi dan kenyataan belum sesuai harapan pun seorang muslim selayaknya tetap merasa bahagia.
Keimanan merupakan hal mendasar yang menjadi alasan seorang muslim tetap merasakan bahagia, sebagaimana firman Allah Subhanahu Wata’ala di dalam Alquran:
قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
“Katakanlah: dengan karunia Allah dan Rahmat-Nya, hendaknya dengan itu mereka bergembira, karunia Allah dan Rahmat-Nya inti dari apa yang mereka kumpulkan” (QS. Yunus [10]: 58)
Lantas apakah seorang muslim yang bahagia artinya tidak pernah merasakan kesedihan atau tidak di uji? Tidak demikian memaknai bahagia, sebab bahagia bukan berarti tak pernah merasakan kegagalan, hal yang menyedihkan ataupun ujian hidup lainnya.
Dikutip Genmuslim dari buku Al-Hikam karya Ibnu Atha’illah as-Sakandari Minggu, 27 Agustus 2023 bahwa setiap perkara yang menimpa manusia ditujukan agar manusia bersandar kepada Allah.
Janganlah mengadukan musibah kepada selain Allah, karena Allah semata yang menurunkannya, bagaimana mungkin selain Allah dapat mengangkat musibah yang telah ditetapkanNya? Bagaimana mungkin orang yang tidak bisa mengangkat musibah dari dirinya sendiri bisa mengangkat musibah dari orang lain?
Jika ada musibah yang menimpamu, jangan kau meminta kepada selain Allah untuk menghilangkannya karena yang menurunkan musibah itu adalah Allah, ingat, Allah lah yang unggul dan tak ada yang bisa mengalahkan-Nya.
Orang yang tak bisa mengangkat musibahnya sendiri mustahil mampu mengangkat musibah yang menimpa orang lain.