GENMUSLIM.id – Ahli tafsir merupakan orang yang pandai sekali atau memahami suatu ilmu tertentu, ahli tafsir al quran merupakan orang yang memiliki keahlian dalam memahami isi, maksud yang terkandung di dalam Al Quran.
Kitab tafsir Al Quran yang familiar dan dijadikan rujukan untuk saat ini seperti Tafsir Ibnu Katsir karya Ibnu Katsir,kitab Tafsir Adhwaul Bayyan karya Syeikh As Syinqithi, kitab tafsir Al Muharrar Al Wajiz karya Ibnu ‘Athiyah dan lain sebagainya, kitab tafsir tersebut dibuat oleh ahli tafsir yang mumpuni dalam bidangnya.
Namun bagaimana dengan ahli tafsir pada zaman sahabat? Muslim perlu mengetahui siapa saja ahli tafsir dari kalangan para sahabat ra, yang mumpuni dalam bidang penafsiran Al Quran dan menjadi rujukan umat muslim pada masanya.
Dikutip GENMUSLIM.id dalam buku berjudul Ensiklopedia Tafsir karya Dr. Muhammad Husein Adz-Dzahabi mengenai ahli tafsir dari kalangan sahabat ra, jumlahnya sedikit.
Mereka bicara tentang Al Quran melalui apa yang didengarnya dari Rasulullah SAW baik secara langsung maupun tidak langsung, juga melalui asbabun nuzul yang mereka saksikan dan melalui ijtihad dan kuatnya berfikir yang dianugerahkan oleh Allah kepada mereka.
Dalam kitab Al-Itqan, Imam Suyuthi menyebutkan sejumlah ahli tafsir dari kalangan sahabat, yaitu khalifah yang empat, Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit, Abu Musa Al-Asy’ari, Abdullah bin Zubair.
Ali bin Abi Thalib adalah khalifah yang paling banyak riwayatnya tentang tafsir, penyebabnya karena ia lebih banyak punya kesempatan untuk mendalaminya sebelum menjadi khalifah sampai ia menggantikan khalifah Usman.
Hidupnya sampai pada masa dimana orang-orang banyak membutuhkan tafsir Al Quran, akibat meluasnya wilayah Islam dan banyaknya orang-orang non Arab yang memeluk Islam.
Adapun Riwayat Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud dan Ubay bin ka’ab tentang tafsir sangat banyak, karena orang-orang membutuhkannya selain memiliki kelebihan sebagaimana juga yang dimiliki oleh Ali, berupa kekuatannya dalam bahasa Arab.
Penguasaannya terhadap uslub dan sisinya, lebih leluasa untuk berijtihad dan menetapkan apa yang telah dicapai melalui ijtihadnya, ditambah berbaur dengan Rasul yang menjadikannya mengetahui latar belakang turunnya ayat kecuali Ibnu Abbas.
Ibnu Abbas tidak sempat berbaur lama dengan Rasululllah SAW karena Rasulullah SAW lebih dulu wafat saat usia Ibnu Abbas sekitar 13 tahun, namun ia banyak bergaul dengan para sahabat terkemuka untuk mengambil riwayat.
