" Pada dasarnya bahwa apa saja yang lafaznya mubham dalam Al Quran, maka tidak diperlukan berpanjang lebar untuk mengetahuinya."
Pencarian yang mendalam terhadap ayat-ayat mubham tidak akan menjadi suatu kebenaran yang dapat disepakati (valid).
Sehingga pencarian atasnya, hanya berada dalam ruang lingkup kebenaran yang sifatnya relatif, tidak mutlak.
Kaidah Ketiga, yaitu:
قاعدة: علم المبهمات موقوف على النقل المحض و لا مجال للرأي فيه
‘Ilmul mubhamaat ma’ruuf ‘ala an-naqlil mahdli wa laa majaal lira’yii fiih
“Ilmu mengenai mubham tergantung kepada dalil naqli saja dan tidak ada peluang bagi masuknya unsur ra’yu (pendapat).”
Penjelasan mubham hanya dapat terkonformasi lewat riwayat-riwayat yang validasi kebenarannya beragam.
Baca Juga: Mengungkap Dahsyatnya Doa Orang yang Terzalimi: Dapat Menembus Langit, Umat Islam Wajib Tahu!
Sekalipun, salah satu riwayat terkonfirmasi masyhur di kalangan ulama, tetaplah bahwa riwayat yang menerangkan ayat mubham hanya berupa informasi belaka, tidak dapat dijadikan standar dalam beristinbath.
Apalagi, bila memasukan wilayah akal secara bebas, dikhawatirkan berbagai pandangan yang tidak lazim dapat bermunculan.***
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/
