Hal ini menyebabkan arti dari kalimat tersebut menjadi rusak dan menyesatkan.
Baca Juga: Cerpen Pendidikan Islami: Kisah si Ahmad, Si Anak yang Penuh Semangat
Karena mendengar perkataan ini, Abul Aswad Ad-Du’ali menjadi ketakutan. Ia takut keindahan Bahasa Arab menjadi rusak dan gagahnya menjadi hilang, padahal hal tersebut terjadi di awal mula Daulah Islam.
Sejak kejadian itu Abul Aswad Ad-Du’ali datang kepada sahabat Amirul Mu’minin Khalifah Ali Bin Abi Thalib mengutarakan kegelisahannya itu.
Kemudian hal ini disadari oleh Khalifah Ali Bin Abi Thalib, sehingga ia memperbaiki keadaan ini dengan membuat pembagian kata, bab inna dan saudaranya, bentuk idhofah (penyandaran), kalimat ta’ajjub (kegaguman), kata tanya dan selainnya.
Kemudian Khalifah Ali Bin Abi Thalib berkata kepada Abul Aswad Ad-Du’ali,”Ikutilah jalan ini”.
Sejak itulah Abul Aswa Ad-Du’ali mulai menulis kerangka ilmu nahwu secara mendasar seperti bab istifham dan ta’ajjub.***