GENMUSLIM.id - Pasukan penjajah kembali melakukan serangan yang menargetkan warga sipil di Gaza, dengan mengebom Sekolah Al Zaytoun C pada Sabtu, 21 September 2024.
Serangan mengerikan ini mengakibatkan 22 orang syahid, termasuk 16 anak yatim piatu dan wanita janda, serta puluhan orang lainnya terluka.
Serangan ini semakin memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza, wilayah yang sudah lama dilanda konflik dan penderitaan akibat blokade serta serangan militer yang terus-menerus.
Dikutip GENMUSLIM dari Telegram Info Dunia Islam Channel pada Minggu, 22 September 2024, Menurut pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh kantor media pemerintah Gaza, jumlah korban tewas terus bertambah.
Saat ini, tercatat 22 syuhada dan 30 orang luka-luka, dengan mayoritas korban adalah anak-anak dan wanita.
Dari 22 korban tewas, 13 di antaranya adalah anak-anak dan 6 orang wanita, termasuk seorang janin yang baru berusia tiga bulan.
Serangan ini tidak hanya menewaskan korban yang tak bersalah, tetapi juga menghancurkan harapan banyak keluarga yang sudah kehilangan ayah atau suami sebagai pencari nafkah.
Tragedi ini menjadi salah satu dari serangkaian serangan brutal yang menargetkan wilayah Gaza dalam beberapa bulan terakhir.
Gaza, yang merupakan salah satu tempat dengan kepadatan penduduk tertinggi di dunia, terus menjadi sasaran serangan militer yang merusak infrastruktur vital dan menimbulkan korban jiwa di kalangan warga sipil.
Sekolah Al Zaytoun C, tempat yang seharusnya menjadi tempat perlindungan bagi anak-anak dan keluarga yang terlantar, berubah menjadi lokasi pembantaian yang menambah luka dalam konflik yang berlangsung lama ini.
Penjajah Israel juga disebut menargetkan para pencari nafkah yang sedang berupaya mengumpulkan uang untuk memenuhi kebutuhan anak-anak yatim piatu di sekolah tersebut.
Serangan ini menggambarkan betapa beratnya penderitaan yang dialami masyarakat Gaza, khususnya mereka yang sudah kehilangan anggota keluarga terdekat.
Pasukan Israel menargetkan tidak hanya infrastruktur dan fasilitas umum, tetapi juga individu-individu yang berjuang untuk menjaga kelangsungan hidup keluarga mereka di tengah situasi yang sangat sulit.