GENMUSLIM.id - Serangan Israel terhadap Palestina kian gencar dilakukan di tengah korban tewas yang semakin bertambah, yang saat ini mendekati angka 28.000 jiwa.
Kini serangan Israel terhadap Palestina ditunjukkan ke pinggiran kota Rafah di wilayah paling selatan Jalur Gaza, tempat ratusan ribu orang yang mengungsi akibat kekerasan di wilayah utara.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memerintahkan militer untuk merencanakan evakuasi warga dari Rafah dan melawan Hamas di Gaza Palestina.
Utusan Palestina untuk PBB mempertanyakan di mana warga sipil akan dievakuasi di tengah rencana serangan tersebut.
Mengingat Rafah menjadi satu-satunya penerima makanan dan bantuan medis yang terbatas di seberang perbatasan, wilayah tersebut kini dipenuhi dengan tenda-tenda darurat.
Situasi ini telah memicu ketakutan di antara para pengungsi yang berjumlah ratusan ribu orang, yang berkumpul di dekat pagar perbatasan dekat Mesir.
Kemungkinan serangan baru tanpa adanya tempat aman untuk berlindung, menjadi ketakutan terbesar para pengungsi.
"Ada rasa cemas yang semakin besar, kepanikan yang semakin besar di Rafah karena pada dasarnya masyarakat tidak tahu ke mana harus pergi," kata kepala badan pengungsi Palestina, UNRWA, Philippe Lazzarini, dilansir Reuters, Sabtu (10/2/2024).
Dilansir Genmuslim dari Middle East Eye, Sekretaris Jenderal Dewan Pengungsi Norwegia, Jan Egeland, mengatakan bahwa Rafah sekarang adalah 'kamp pengungsi terbesar di bumi'.
Dalam sebuah wawancara ia memperingatkan krisis kemanusiaan jika Israel memulai serangan terhadap Rafah yang penuh sesak.
Cuaca buruk dingin membuat penderitaan semakin parah karena tenda-tenda hancur atau tergenang air hujan, menjadikan daerah tersebut seperti kubangan lumpur.
Sekjen PBB, Antonio Guterres, menyebutkan bahwa setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza berdesakan di Rafah tanpa tempat tujuan.