fiksi

Dalam Satu Kedipan, Nasib Seseorang Bisa Berubah! Cerpen Inspiratif tentang Sepotong Roti yang Hidupkan Harapan Dodi

Sabtu, 7 September 2024 | 09:59 WIB
Semuanya dimulai dari sepotong roti, begini kebaikan dari satu orang bisa mempengaruhi hidup orang lain dengan cara yang tak terduga (Foto: GENMUSLIM.id/dok:Freepik/jcomp)

Hari demi hari berlalu, dan setiap pagi Pak Ramli tak pernah lupa untuk membeli sepotong roti bagi Dodi.

Meski uangnya pas-pasan, ia rela menyisihkan sedikit uangnya demi melihat senyum di wajah anak itu. Dodi mulai merasa nyaman dengan kehadiran Pak Ramli. Mereka sering mengobrol sebentar setiap kali bertemu.

Dodi bercerita tentang kehidupannya yang keras di jalanan, sementara Pak Ramli mendengarkan dengan sabar dan penuh perhatian.

“Saya ingin sekolah, Pak,” kata Dodi suatu hari dengan nada pelan, “Tapi saya tidak punya siapa-siapa. Saya harus cari makan sendiri.”

Pak Ramli tersenyum. “Kamu anak yang pintar, Dodi. Jika kamu ingin sekolah, pasti ada jalannya. Allah akan menolong anak-anak seperti kamu yang punya keinginan kuat.”

Sejak percakapan itu, Pak Ramli merasa ada tanggung jawab yang lebih besar dalam hidupnya. Ia mulai mencari cara untuk membantu.

Baca Juga: Cerpen Nabi Adam AS: Manusia Pertama yang Diciptakan Allah, Bagaimana Kisah dan Sejarahnya?

Dodi lebih dari sekadar memberi roti. Ia bertanya kepada beberapa orang di sekitar pasar dan akhirnya mendengar tentang sebuah lembaga sosial yang menyediakan bantuan pendidikan bagi anak-anak jalanan.

Pak Ramli pun mendatangi lembaga itu, menjelaskan kondisi Dodi, dan meminta agar anak itu bisa diberikan kesempatan bersekolah.

Beberapa hari kemudian, ia kembali menemui Dodi di bawah jembatan.

“Dodi, saya sudah bicara dengan lembaga sosial. Mereka setuju untuk membantumu bersekolah. Kamu bisa tinggal di sana juga. Kamu mau, Nak?” tanya Pak Ramli dengan harap-harap cemas.

Mata Dodi membelalak. “Benarkah, Pak? Saya bisa sekolah lagi?” ucapnya tak percaya.

Pak Ramli mengangguk, tersenyum. “Iya, Nak. Ini kesempatanmu untuk mengejar mimpimu.”

Dodi tak bisa menahan air matanya. Ia memeluk Pak Ramli erat-erat. “Terima kasih, Pak. Bapak sangat baik pada saya. Saya tidak tahu harus bagaimana membalasnya.”

Pak Ramli menepuk punggung Dodi pelan. “Tidak perlu berterima kasih, Nak. Hanya lakukan yang terbaik, itu sudah cukup.”

Halaman:

Tags

Terkini