fiksi

Cerpen Psikologi Kriminal Bagian 3: Kejahatan Muncul Karena Kebaikan yang Selalu Diabaikan

Senin, 25 September 2023 | 06:45 WIB
Cerpen Bertema Psikologi Kriminal Akhir Kisah Rama (GENMUSLIM.id/freepik/ pch.vector)

Baca Juga: Introvert vs Ekstrovert, Mana yang Dapat Menjadi Pemimpin Terbaik? Temukan Jawabannya Di Sini!

Rama lalu menarik Aryo ke dalam. Laki-laki paruh baya itu kemudian mengambil potongan bambu yang biasa digunakan untuk mendiamkan anak-anak dengan memukulnya di papan. 

Rama memerintahkan Aryo untuk menghadap tembok dan bambu berukuran 80 cm itu menyentuh betis Aryo berkali-kali.

“JANGAN! JADI! JAGOAN! DI HADAPANKU!” Rama membabi-buta dengan terus memecut betis Aryo.

Anak berusia 12 tahun itu menggigit bibirnya keras, tak berani mengeluarkan suara tangisan. 

Baca Juga: Cerpen Psikologi Kriminal Bagian 1: Kejahatan Muncul Karena Kebaikan yang Selalu Diabaikan

Entah karena pukulan Rama yang membuatnya mati rasa atau emosinya yang memuncak, tiba-tiba saja Aryo membalik badan dan mendorong tubuh Rama yang jauh lebih besar darinya.

Aryo berteriak dan mendorong Rama. Serangan tak terduga itu membuat Rama tersungkur ke belakang dan terjatuh di antara kursi-kursi bambunya.

 Aryo sendiri terkejut melihat Rama terjatuh seperti itu, ia ingin menolong, tetapi kemudian suara teriakan memenuhi seisi ruangan.

Entah sejak kapan Oja berada di antara mereka, intinya saat ini Oja sedang berdiri sambil menatap Rama yang mengaduh kesakitan karena benda tajam yang menusuk perutnya. 

Baca Juga: Resep Gorengan: Yuk, Buat Martabak Tahu Ekonomis, Bisa Menjadi Teman Makanmu Bersama Nasi

Oja menatap Rama dengan pandangan kosongnya, sementara Rama seolah mengutuk dari tatapan matanya yang mendelik kesakitan.

“Oja akan menangis untuk bapak hari ini,” kata Oja sambil meneteskan air mata. “Bapak bilang kami hanya boleh menangis jika ada alasan yang tepat, maka saat ini adalah saat yang tepat.”

“KU…RANG….AJA…RR…..!” rintih Rama.

Saat mata Rama tertutup sempurna, Oja menatap Aryo dengan yakin. “Pergilah bersama anak-anak lainnya, aku akan menghubungi polisi dan ambulan. Entah apakah bapak meninggal atau bisa diselamatkan, aku akan bertanggung jawab. Apakah bapak mati ditanganku atau aku mati ditangan bapak nanti,” ujarnya dengan satu tetes air mata yang telah mengering.***

Halaman:

Tags

Terkini