GENMUSLIM.id— Setelah kelulusan, biasanya nasib akan bersambung menuju pekerjaan, di cerpen ini juga.
Cerpen akan bersambung sesuai realita meskipun Kirana selaku tokoh utama akan terus bergulat dengan pikirannya.
Pekerjaan Kirana yang spontan membuatnya sibuk dalam cerpen, bersambung kembali terhadap perenungannya.
Entah tentang pernikahan Dian atau ijazah yang dirasa tak terpakai, yang jelas semua haru bersambung dalam cerpen.
Apabila pembaca merasa aneh atas cerpen yang bersambung ini, sama, penulis juga.
Tapi mari kita nikmati cerpen bersambung ini menjadikan diri seolah adalah Kirana Larasati yang berpikir tentang nikah, pekerjaan atau apa pun itu.
Cerpen bersambung ini akan dimulai....
Sepertinya dua hari selebrasi kelulusan terasa berlalu begitu cepat bagi ku, Dian yang akan nikah juga sudah sibuk di rumahnya.
Belum lagi chatting random kepada aku tentang lagu untuk acara nikah yang akan dibawakan bersama 'suami'-nya.
Bersambung terus begitu dengan isi hal random, aku memandang foto lima orang di sidang skripsiku kala itu.
Hari di mana aku memahami bahwa menangis tak perlu alasan dan dapat bersambung dari satu kesedihan ke kesedihan lainnya.
Aku, Kirana Larasati menjadi orang terakhir yang lulus di antara kelima orang tersebut, keempat lainnya sudah berkelana ke semua penjuru.
Bahkan ketika aku wisuda pun, mereka merayakan lewat vidio call yang bersambung dari satu orang ke orang lainnya.
Pekerjaan menjadi alasan utama mereka tak miliki waktu yang tepat secara bersamaan, ada yang berada di Jogja, Jakarta, Riau, dan Bandung.
Sedangkan aku, belum tahu akan meniti karir ke mana dan bahkan menjadi apa.
"Kirana, mulai apply. Biar gak kelamaan bengongnya" Begitulah ucapan si paling planner kalau sedang menghubungi ku.
Bahkan tak telak, selain pekerjaan, nikah juga dia sudah rencanakan dari semester enam, tetapi hingga sekarang belum juga nikah.
Dia Arya, sekarang ada di Bandung selaku programmer yang kalau dia sedang melakukan coding jangan sampai diganggu.
Aku pernah mengajaknya bicara dan memaksanya menjawab pertanyaanku saat itu, sangat berhasil membuatnya ingin memakan.
Menjerit kan namaku dengan begitu amarah, tentunya bersambung menjadi tidak ingin bertemu hingga proyeknya selesai.
Berbeda lagi dengan Dilan yang saat ini pekerjaan yang ia miliki adalah konsultan politik.
Bukan Dilan tokoh novel kang Pidi Baiq, tetapi ia sama puitisnya dengan Dilan itu dengan bumbu persuasif ya membuat pekerjaan juga lancar.
Apabila menanyakan rencana aku setelah lulus dan jawabanku adalah tidak tahu, maka ia akan menyuruh aku nikah saja.
Tentunya, jawaban itu bersambung menjadi tawa dari semua, sebab mereka tahu dengan jelas bahwa aku juga tidak tahu mau nikah dengan siapa.
Selanjutnya bersambung dengan Raja yang kini menjadi anak Melayu, memiliki usia termuda dan bijak dalam memberikan nasihat.
Selalu aku disuruhnya untuk menguraikan ingin apa yang tengah ku pikirkan.
Pekerjaan, nikah atau sebenernya ingin bersambung episode pencarian ilmu di bangku strata dua.
Raja terlalu bijak di antara kami untuk usianya yang paling muda, belum lagi selalu menjadi penengah dan pelipur galau.
Ia tak segan memanggilku Kirana tanpa embel-embel 'Mbak' apabila aku galau disebabkan hati yang tidak bijak mencintai.
"Kirana yakin itu cinta? Harusnya cinta Allah dulu sih" ya begitulah.
Terakhir, satu-satunya temanku yang perempuan, ia Nayla adalah orang yang mempunyai kebalikan atas diriku.
Di tengah tongkrongan mereka bertiga selalu membandingkan aku dengan Nayla.
"Kirana, harusnya tu lembut kayak downy. Contohlah Nay"
Sebenarnya aku tidak terlalu suka dibandingkan, tetapi memang kadang nyatanya begitu.
Pekerjaan Nayla adalah PNS di sana, tenang hidupnya dibuat seragam coklat bergambar beringin di lengan.
Nayla sering memanggil aku, Kirana dengan sangat halus bahkan hampir tidak terdengar di telingaku yang pernah gangguan ini.
Curhatan sesama perempuan memang sering bersambung, sama dengan curhatan isi kepalaku yang beberapa hari ini seolah beradu.
Baca Juga: Cerpen Inspiratif Islami: Kegiatan di Sekolah Ditto Saat Memperingati Maulid Nabi Muhammad
Mendengar Dian akan menikah, aku mengajak Nayla untuk ikut kondangan bersama ketiga lelaki lainnya yang saat ini diiyakan mereka.
Masih ada satu bulan untukku mengirim lamaran, sebelum hari bertemu mereka, tekat diri ini ingin membuat kejutan diterima kerja.
Kini, aku meyakinkan diri kepada Allah dahulu seutuhnya sembari membereskan kost-kostan yang sebentar lagi temponya sampai.
Mengingat keempat orang dalam bingkai foto ini, membuat aku juga ingat perjuangan mereka menemukan pekerjaan saat ini.
Raja yang harus berpisah dengan ibunya yang tinggal sendiri dan ia harus merantau karena pekerjaan.
Arya yang beberapa kali harus mengalami jobless, karena perusahaan tidak punya banyak biaya membayar pekerjaan yang ia punya.
Dilan, ia sudah sering berpetualang, tetapi saat ia memilihi menetap malah ia dikhianati.
Dan Nayla, jangan memintanya sabar, hingga di titik jadi PNS pun ia masih sering difitnah oleh banyak rekan kerjanya.
Aku? Baru akan lulus dan bersambung mencari pekerjaan, tetapi seakan yang paling sulit.
Padahal mereka masih terus ada membersamai dan Allah gak pernah meninggalkan.***
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/ genmuslimnews, kemudian join. Langkah pertama install aplikasi Telegram di Ponsel.