Baca Juga: Ayo Sobat Islami! Kita Pahami Rukun Puasa Ramadhan agar Ibadah Puasa Diterima oleh Allah SWT
Penulis berdiri, membetulkan pinggang yang terlanjur jompo dan biasa bergulat dengan duduk berjam-jam.
Karya penulis mungkin akan muncul lewat kopi, kata orang, kopi dan penulis adalah dua hal yang saling menguntungkan.
Kopi diseduh oleh penulis dan penulis mendapatkan minuman. Bisa jadi itu keuntungannya.
Usai membuat kopi, penulis menyeruput dengan diiringi riuh angin dari segala arah.
Tegukan pertama masih tiada ide di kepala, tegukan kedua, ketika dan seterusnya hingga ampas bersisa.
Masih juga, belum ada sedikitpun lupaan kata dan kejadian yang terpatri di kepala.
Rasanya kacau balau, seperti bentrokan Pulau Rempang yang akan dirampas, duduk diam kembali, termenung lagi.
Masih tak ada buku.
Baca Juga: Kamu Harus Tau, Inilah Enam Hikmah Disyariatkannya Puasa Bagi Umat Islam? Simak Penjelasannya
Jendela rumah seakan berbisik dan mengejek, sebab tak ada produksi hari ini sedang matahari semakin meninggi dan azan Dzuhur bersaut.
Harusnya penulis ke masjid, bukan malah minum kopi dan termenung menatapi angin yang tak ada rupa.
Ide masih kosong, kepala terasa kecil, otak ada di kerongkongan, apabila minum kopi masih tak bekerja, mungkin pahitnya belum dicicipi olehnya.
"Buku adalah jendela dunia"