fiksi

Sebab Perpisahan Buat Galau, Cerpen Cita Nino: Kepergian Kevin Harus Saling Mendoakan

Minggu, 17 September 2023 | 08:45 WIB
Pindah rumah dan sekolah bukan perpisahan sebenarnya Nino dan Kevin dalam cerpen ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: Desain Canva))
 
GENMUSLIM.id — Nino kini bersedih di dalam cerpen, karena Kevin pula penyebabnya.
 
Kevin harus bagaimana jika tahu Nino sedih karenanya, apakah Cerpen ini akan berakhir dengan kesedihan atau kegembiraan.
 
Apa yang membuat cerpen ini berisikan Nino yang sedih, sedangkan Kevin yang menjadi penyebab.
 
Maka, mari kita sama-sama cerpen Cita Nino yang ada Kevinnya juga. 
 
Malam semakin sunyi, suara gonggongan menari-nari di depan rumah yang terkunci dingin. Tenggelam dalam pikiran, Nino berjalan menuju kamar sambil tergontai. 
 
Alunan suara badai terdengar jelas dari televisi yang dibiarkan menyala oleh kak Riri, setelah itu tidur di kursi rumah berusia lebih tua dari Nino sendiri.
 
Baca Juga: Cerpen IsIam Kisah Ulul Azmi: Kasih Sayang dan Keteguhan Nabi Isa
 
Nino haus, ia berjalan menuju dapur rumah yang biasa dijadikan tempat perang mama. Biasa sebelum pergi sekolah, sarapan pagi di sana juga.
 
Tidak jauh berjalan dengan membiarkan acara tv beradu bising dengan hujan yang membasahi bumi di pekatnya malam.
 
Nino tiba-tiba teringat pembicaraannya bersama Kevin kemarin di sekolah, tentang ia yang akan pindah rumah.
 
Belum lama ini orang tuanya memutuskan menjual rumah itu dan mengajaknya ikut serta tinggal di Eropa.
 
Cukup jauh yang membuatnya juga harus pindah sekolah, pengurusan berkas pun akan panjang prosedurnya.
 
Baca Juga: Cerpen Roman Singkat: Aku Hanyalah Sepatu Tua yang Kesepian Sendirian dan Kehilangan Pasangan
 
Kevin memberitahukan lebih dulu kepada Nino, sebab sedari sekolah dasar ia berteman dengan Nino meskipun diawali dengan ketidakbaikan.
 
Tetapi, semua berlalu. Nino dan Kevin kini telah menjadi teman akrab hingga meskipun di SMP menemukan circle baru karena berbeda kelas.
 
Setiap bertemu di kantin sekolah, tak sungkan mereka saling bertegur sapa. Dan apabila pulang, mereka sering memutuskan mampir terlebih dahulu di warung jajan atau bermain Playstation.
 
Tentunya, Nino selalu dimarahin Mama karena pulang terlambat dan Kevin tentu sebaliknya. Tidak ada satu orang pun yang akan memarahi keterlambatan pulangnya, hal itulah yang kemudian menjadi salah satu alasan untuk pindah rumah.
 
Nino menarik napas berat setelah mengisi air untuk ditaruh di kamar, ia duduk terlebih dahulu untuk meminum air seperti tujuan awalnya yang telah haus sekali.
 
Baca Juga: Cerpen IsIam Inspiratif: Ahmad dan Perayaan Maulid yang Penuh Berkah
 
Esok hari, matahari terlihat jauh lebih cerah dari biasanya. Pelajaran PJOK akan dilakukan Nino di sekolah. Biasanya, akan bersamaan waktunya dengan kelas Kevin, tetapi hari ini nampak berbeda.
 
Tidak ada lagi Kevin, rasanya ia bukan bilang bahwa dimulai hari ini pindah rumah dan tidak sekolah lagi di sini.
 
Nino ingin menanyakan dengan teman kelasnya, tetapi tidak ingin membebani Kevin. Karena meski bagaimana pun, alasan kepindahannya adalah kebutuhan paling utama. Bersama kedua orang tuanya.
 
Seusai berganti baju, Nino menelpon Kevin dan menanyakan ia sedang di mana. Ternyata Kevin tengah mengurusi pasport dan visa sebagai kelengkapan berkas sebelum berpindah. 
 
Nino tahu betul, sejak beberapa bulan berkas tersebut diurusnya bersama sopir keluarga, berulang kali dan nampaknya ini urusan finalnya.
 
Baca Juga: Apabila Sudah Tua, Beginilah Sikap Orang Tua! Cerpen Cita Nino: Ibu Tua, Ibuku Sayang
 
Seusai menutup telpon, Mama menghampiri Nino dan menangkap wajah sendu anak bungsunya yang biasa selalu riang gembira di sekolah maupun rumah.
 
"Kevin akan pindah, Ma. Jauh pula."
 
"Nino sedih?"
 
"Hemm...Tinggal Kevin ma temen Nino di sini"
 
"Pernah denger gak tentang 'setiap orang ada masanya' atau 'Kedatangan pasti hadir bersama kepergian'. Gak pernah ada yang kita miliki abadi sayang. Kecuali iman. Ikat kuat persahabatan dengan doa. Meski dia di mana pun, perpisahan sebenarnya adalah?"
 
"Ketika kita gak kumpul di surga atau salah satu dari kita harus tinggal di neraka" 
 
Nino mengangguk, meski wajahnya masih sendu dan terlihat sedih atas pindah rumah dan sekolah sahabatnya sedari SD itu.
 
Baca Juga: Menolak Cinta, Cerpen Cita Nino: Tak Tega Tapi Tau Tak Bisa, Lalu Bagaimana?
 
Mama lantas mengajak Nino mencari hadiah dan membawakan kue, lalu mengabari Kevin untuk ke rumahnya nanti malam.
 
Kevin mengizinkan kunjungan Mama dan Nino nanti malam sebelum ia pindah rumah.
 
"Assalamualaikum Tante, Tante apa kabarnya?"
 
"Alhamdulillah sehat. Kevin gimana? Udah siap semua? Mama, Papa jemput ke Indonesia dulu?"
 
"Hemm..." Kevin menggelengkan kepala sembari tersenyum.
 
"Iya, biar gak bolak balik. Nanti Tante, Om, sama Nino anter ke Bandara ya."
 
Baca Juga: Cerpen Roman Singkat: Percakapan Antara Buku dan Sebuah Pena Tentang Cinta yang Menyentuh Hati
 
Kevin dan Nino mengobrol hingga waktu menunjukkan pukul 9 malam. Dengan terpaksa Nino harus pulang supaya Kevin dapat beristirahat sebelum ±12 jam perjalanan udara.
 
Waktu malam melipat cepat, ayam belum sempat berkokok. Mobil yang berisikan Nino, Mama, Papa dan kak Riri melaju menuju bandara sebelum pukul 6 pagi pesawat Kevin akan take off.
 
"Jangan lupa sholat ya, biar kita tetanggaan di surga" ucap Nino kepada Kevin yang dijawab dengan senyuman berkaca dari matanya. 
 
Roda kecil melaju, sebelum pada akhirnya sayap-sayap it mengudara jauh. Awan dan langit memanggil dengan pasti, terbang dan hilang dari pandangan. Apa pun yang terjadi Nino tetap belum beranjak.
 
Kak Riri menepuk pundak adiknya yang kini hampir sama tinggi dengannya, lantas membisikkan sesuatu yang membuat Nino tersadar.
 
"Bubur ayam yok, laper." ***

Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews, kemudian join. Langkah pertama install aplikasi Telegram di Ponsel.

Tags

Terkini