Bukan perkara siapa dan apa, melainkan tentang bagaimana Nino menghadapinya, serta mengambil sikap dalam cerpen ini.
Tentu hal ini tidak lepas dari pendampingan papa dan mama Nino yang terus memberikan nasihat dan semangat selama ini di dalam cerpen Cita Nino.
Sebagai seorang yang beranjak remaja pun, Nino mulai belajar memahami kondisi diri dan sekitar mulai berubah dan tak lagi sama.
Hening. Hanya itu yang tergambar saat ini di kelas. Berisikan banyak tanya di kepala Nino, siapa perempuan ini dan kenapa ia yang menaruh surat misterius itu.
Selama ini ia telah berburuk sangka kepada teman-temannya yang padahal bisa jadi akhlak mulia mereka lebih dari Nino.
Rasulullah padahal mengajarkan tentang banyak hal baik yang disampaikan papa selalu dalam sirah-sirah sebelum tidur.
Nino diam saja hingga mencoba bicara dan menanyakan apa tujuannya.
"Sebenernya aku suka sama Nino"
Kaget Nino bukan main, bukan hanya tidak bisa berkata apa-apa, namun benar-benar habis napasnya.
Papa Nino selalu bilang akhlak mulia adalah penghargaan terhadap apa-apa yang menjadi hak orang lain. Termasuk jawaban dan menghargai ungkapan ini, itu yang Nino pikir.
Tarikan napas Nino kembali, ia meneguk ludah dan menghembuskan napas dalam-dalam.
"Maaf ya, suka-sukaan blm waktunya sekarang. Dan toh itu mendekatkan kita pada zina juga. Aku mohon dengan kerendahan hati, jangan lagi kirim-kirim gini"
Perempuan itu lari dari kelas meninggalkan Nino. Sejak saat itu sudah tak ada lagi kertas yang hadir setiap pagi di meja Nino.
Hal yang masih sama, ketika berpapasan di lorong sekolah perempuan itu akan lari dan mencari jalan lain.
Nino sebenernya tidak terlalu keberatan dan ia tidak pernah bilang apa pun dengan orang lain perihal kejadian saat itu.
Hanya perempuan misterius yang pada akhirnya diketahui bernama Nina tersebut yang malu terhadap apa yang ia lakukan hingga ditolak dengan alasan yang berasa sangat memenuhi pikirnya selama beberapa bulan.
Kondisi ini membuat Nina setengahnya kurang nyaman bersekolah hingga takdir membuat skenario baru atas dirinya.
Nino tidak mencari tahu apa pun tentang perempuan itu. Ia hanya tau Nina adalah teman satu angkatan yang berbeda kelas dengannya.
Selebihnya, Nino tidak ingin tau lebih jauh lagi, sebab obrolan dari papanya dahulu ketika bicara tentang kecenderungan.
Dari papanya ia memahami bahwa kecenderungan muncul dari mengetahui, jadi semakin tidak tau, maka makin sedikit kadar kemungkinan kecenderungan itu muncul.
Nino sepakat akan hal itu. Rasa apa pun itu muncul dengan hukum sebab akibat.
Nino kadang kala tertawa mengingat ia sudah sedewasa itu, tahun depan sudah harus mempersiapkan menuju SMA.
"Ma... Rasulullah pernah ngerasa ditolak gak cintanya?"
"Pernah. 2x, sama perempuan yang sama malah"
"Oh ya? Terus gimana sikap Rasulullah?"
"Perempuan namanya Fakhitah binti Abi Thalib atau Ummu Hani biasa dikenal. Sepupunya Rasulullah. Rasulullah saat itu menerima penolakan itu dengan lapang dada"
"Rasulullah sedih?"
"Ada. Sedih manusiawi sayang, Rasulullah juga punya. Tapi tidak berlarut. Dan tau, saat itu belum menjadi Rasul, beliau menerimanya, karena alasannya logis, dapat diterima, terlebih pamannya yang menyampaikan dengan hati-hati dan baik kepada Rasulullah. Sebaik itu memang Allah menjaga Rasulullah dalam diri dan karakternya"
"MasyaAllah ya Ma...."
"Iya, sayang"
Mama mencuci piring sembari dibantu Nino meletakkan piring yang sudah dicuci di rak piring terdekat.
"Kalau menolak ma? Rasulullah pernah menolak perempuan?"
"Pernah, tapi dg cara dan penyampaian yang baik. Supaya tidak menyakiti hati perempuannya."
Nino mengangguk mendengarkan mamanya. Usai mencuci piring, mama akhirnya menanyakan tujuan Nino menanyakan hal tersebut.
Lama Nino berpikir dengan diisi mama kegiatan membereskan meja makan sesudah makan malam hingga akhirnya ia membuka suara mengungkapkan kejadian tempo hari saat pernyataan perasaan perempuan itu kepada Nino.
Mama tersenyum dan menyadari sang anak yang kemarin baru saja ia lepaskan ke dunia dari madrasah pertamanya. Dirinya selaku mama Nino.
Mama tersenyum dan menular senyum itu kepada Nino, meskipun sebenarnya ia bingung apa yang membahagiakan di hadapan Mama.
***
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews, kemudian join. Langkah pertama install aplikasi Telegram di Ponsel.