fiksi

Cerpen Islami: Apa sih Manfaat Zakat untuk Orang yang Membayarnya? Ini Perumpamaannya!

Jumat, 8 September 2023 | 09:20 WIB
ilustrasi cerpen - zakat bagaikan wadah bocor yang menyirami tanaman hingga subur (GENMUSLIM.id/pixabay.com/annawaldl)

Baca Juga: Sering Disepelekan Muslimah, Kaus Kaki Juga Aurat yang Wajib Ditutupi, Berikut Alasannya Menurut Islam!

"Karena senang, suatu saat ketika kita dalam keadaan sulit, Allah pun akan membalas kita dengan datangnya rejeki yang tidak disangka dari mana datangnya, karena ada doa dari orang-orang yang sudah kita bantu. Rejekinya bisa berupa uang, bisa berupa sehat di saat orang lain terkena wabah yang menghabiskan harta untuk berobat, atau bisa juga waktu yang dilewatkan dengan bahagia," jawab Ibu lagi.

"Oh, gitu." Respon Zalfa tampaknya masih belum begitu paham.

Ibu kembali mencari perumpamaan yang lebih sederhana.

"Atau begini, orang yang bayar zakat itu seperti ember yang bocor. Sedangkan orang tidak berzakat, seperti ember yang masih baru. Kalau ember yang baru dikasih air sampai penuh bisa?" tanya Ibu.

Baca Juga: Layanan Kesehatan Preventif Kian Jadi Tren: 7 Program Ini Ditanggung BPJS, Yuk Manfaatkan!

"Bisa."

"Tumpah nggak?" tanya Ibu lagi mencoba meyakinkan.

"Enggak, kan masih bagus."

"Nah, maka rejeki untuk ember itu ya segitu saja. Nggak perlu Allah tambahkan, karena dari awal sudah penuh. Tetapi untuk ember yang bocor, maka diisi pun airnya akan terus bocor. Kalau ember bocor itu dibawa ke ladang yang sudah ditanami benih buah-buahan, maka air itu akan keluar dari ember yang bocor dan menyirami tanaman-tanaman itu. Karena air di ember cepat habis, maka Allah tambah lagi airnya agar penuh lagi, begitu seterusnya. Jadi, ember bocor itu mendapat air lebih banyak," kata sang Ibu.

Baca Juga: KBS2 Rilis Cuplikan Sekilas Tentang Karakter Ha Jun dan Go Joo Won Dalam Drakor Mendatang Live Your Own Life

"Iya juga ya, jadi dapat banyak. Tapi kan, nanti tetap habis lagi, airnya nggak bisa disimpan," keluh Zalfa.

"Nah, air yang habis itu tadinya jatuh ke mana, Sayang?" tanya Ibu mencoba membangkitkan daya nalar putrinya.

"Jatuh membasahi ladang buah-buahan," jawabnya polos.

"Kalau begitu, apa yang terjadi jika ladang itu tersirami terus?" Ibu terus memberi pertanyaan pemantik.

Halaman:

Tags

Terkini