Wajah Ibu kemudian berseri-seri. Zalfa rupanya mengerti arti dari kata titipan.
"Nah, sekarang coba bayangkan! Allah kan Maha Tahu. Jadi Allah tahu kebutuhan kita selama beberapa waktu ke depan adalah sekian. Tetapi mengapa Allah titipkan harta kita lebih banyak dari yang kita butuhkan? Pertama, karena kita punya ilmu, waktu, dan tenaga untuk mendapatkannya. Sampai sini dulu mengerti?" tanya Ibu berusaha untuk tidak terburu-buru menjelaskannya.
Zalfa merenung lalu mengangguk.
"Nah, di tempat lain, ada banyak orang yang memiliki kebutuhan juga tetapi tidak punya ilmu, waktu, atau tenaga lagi, sehingga dapat harta yang sedikit. Itulah sebabnya, Allah turunkan perintah berzakat agar rejeki yang kita dapatkan dibagikan kepada mereka yang membutuhkannya. Karena mereka tidak punya ilmu, tenaga, atau waktu, sehingga butuh bantuan dari orang lain." Ibu melanjutkan penjelasannya.
Baca Juga: Cerpen Inspiratif Islam: Tali Kasih Silaturahmi
"Jadi?" Tanya Zalfa yang tampaknya belum paham.
Ibu pun tersenyum dan berusaha memikirkan kata-kata yang lebih sederhana.
"Jadi, rejeki itu Allah turunkan tidak sembarangan. Manusia juga ada yang hebat dan jago cari uang, ada juga yang tidak jago. Tetapi kalau orang tidak jago cari uang kan, akan sulit kalau butuh sesuatu, betul? Ibaratnya begini, ada dua ekor hewan. Jerapah dan kancil. Kancil tidak bisa mengambil buah-buahan yang ada di pohon yang tinggi. Jadi, kalau tidak ada lagi makanan di tempat yang rendah bagaimana?" Ibu memberikan pertanyaan sebagai perumpamaan.
"Minta tolong sama jerapah buat ambilkan buahnya," tebak Zalfa dengan tepat.
"Betul. Nah, zakat pun sama. Orang yang tinggi nilai kekayaannya harus mau memberikan sedikit dari hartanya untuk menolong orang yang lemah dan miskin. Orang kaya itu pun tidak akan berkurang hartanya, apalagi kalau diiringi rajin sedekah," jawab Ibu membuat Zalfa kembali tertarik.
"Kok bisa, Bu, orang bayar zakat hartanya tidak akan berkurang?" tanyanya sekali lagi.
"Tentu bisa. Pertama, ada janji Allah bahwa Allah akan menyuburkan sedekah. Sekarang kalau kita rajin sedekah dan zakat, apakah orang-orang akan senang?"
"Tentu saja, Bu!" jawab Zalfa yakin.