Bagaimana dengan dirimu? Apa kamu juga sama merasakan sakitnya? Apa sudah cukup merasa baik-baik saja?
Aku masih di sini dengan segala rasa yang aku kira sudah berhasil menguburnya dalam-dalam.
Memangkasnya habis-habisan agar tidak tumbuh dan melukai. Namun, nyatanya aku keliru.
Baca Juga: Puisi: Aksara Sendu, Bercerita Tentang Harapan Seseorang Yang Telah Lama Disimpan Dengan Sia-Sia
Layaknya duri bunga mawar yang terus kucoba paksa untuk mencabut dan membuangnya, justru duri-duri itu tumbuh terus dengan sendirinya.
Membuatku makin terluka karena ulahku sendiri.
Jadi harus bagaimana lagi aku menghapus dan memangkas perasaan yang ada dalam hati?
Aku tak ingin membenci ataupun menyesali, bukankah itu hanya akan menambah duri-duri kecil yang terus menusuk ke hatiku?
Bagaimana dengan dirimu? Apa kamu juga merasakannya?
Tak semudah itu memang, mengabaikan perasaan yang sudah melekat di hati dalam waktu yang lama
Baca Juga: Puisi: Temanku Berkembang, Berkisah Tentang Seseorang Yang Ingin Menata Anagata Yang Lebih Tertata
Namun, membiarkannya tetap ada dan selalu menumbuhkan luka bukankah itu akan membuat lebih menderita?
Aku tidak akan menghilangkan perasaan ini dan memangkasnya mati-matian, karena bukannya hilang justru makin tumbuh dan selalu menyakitkan.
Aku tak akan memaksa diriku, tak akan menyiksa diriku, tak akan menghakimi diriku.