GENMUSLIM.id–Usai hampir sepekan mengalami kesendirian dalam pemulihan tipus-nya, Aini kembali ke kantor engan kepura-puraan dalam proses mencintai kehilangan.
Meskipun saat ini rasanya lebih baik, tetapi Aini masih tetap sama merasakan kesendirian tepat di relung hati terdalamnya, masih ada rasa keinginan dan kerelaan.
Rasa-rasa itu apabila hadir, Aini akan segera singkirkan jauh-jauh dengan kesadaran kesendirian ini adalah yang terbaik, serta mencintai kehilangan adalah satu-satunya jalan ridho yang harus dicapai Aini sebelum ia pada akhirnya menyembuhkan hati secara utuh.
Pagi itu entah ia yang kepagian datang ke kantor sangking bersemangatnya atau sebenarnya timnya yang kesiangan, ia dalam kesendirian di kantor saat ini.
Aini segera duduk di mejanya, meja sebelahnya kosong, hanya sekarang tampak berpenghuni yang membuat ia teringat foto yang dilihatnya kemarin dengan tebakan bahwa ia merupakan tim baru.
Aini bersyukur, dengan begitu kuantitas tulisan bisa dikurangi karena ada penambahan personil. Minimal Aini tidak melihatat semua isi dunia menjadi inspirasi dia bisa menulis apa hari ini untuk megejar target.
Jam dinding menunjukkan pukul 8, setelahnya orang-orang baru berdatangan. Naskah yang ia tulis dari satu jam lalu sudah hampir jadi satu episode, tentunya ia hean tetapi tidak terlalu memikirkannya.
Seseorang yang dapat ditebak datang ke mejanya dan memberikan satu susu kotak untuknya dengan tulisan spidol “wellcome back :)” memang Sanisan selucu itu terkadang, menyebalkannya tentu tidak akan hilang.
Seperti saat ini saja ia datang dengan menepuk pundak dan diteruskan menutup mata, padahal hanya dengan mencium dari jarak satu meter Aini sudah bisa menebaknya.
Baca Juga: Cerpen Remaja: Like a Guardian Angel, Kei yang Dingin dan Sikap Manisnya kepada Keira (Part 1)
“Jam berapa dateng?”
“Jam biasanya, jam 7”
“kan masuk dimundurin, karea kita lembur emaren tuh. Jadinya masuk jam 10”
Aini mengangguk takzim memahami kenapa dari beberapa jam lalu ia hanya sendirian di kantor.
Aini menyesalkan Sanisan tidak inisiatif memberitahukan kepadanya yang sudahlama tidak melihat peradaban dunia ini.
Aini hanya meniamkannya stelah itu dan Sanisan tidak ambil pusing dengan berlalu pergi bersama tawanya yang sengaja dikeluarkan sebagai bentuk ejekan pada temannya yang suka sekali dengan kesendirian itu.
Aini asik bekerja hingga makan siang dihantarkan Sanisan ke mejanya, sebab ia terlalu mengidik ngeri saat temannya ini tidak makan. Tipusnya saja baru pulih dijinakkan, selalu muncul pertanyaan kenpa Aini begitu kreatif untuk membunuh diri.
Aini mengucapkan teima kasih, sebelum Sanisan melangkah pergi, Aini menanyakan siapa orang yang mengisi meja kosong di sebelahnya.
“Oh Angga, tim lapangan. Sekarang dia lagi keluar bareng tim lainnya”
“ya, kirain penulis” Aini kecewa mendengar hal tersebut.
“Hey Aini bin Ramdan, kalian itu butuhya memang tim lapangan biar ada yang diutus ke lapangan pas semua penulis sibuk buat naskah. Ini selalu aja alasannya lagi lancar ide, gitu terus sampa nenek lampir bisa maen ML”
Aini tertawa mendengar penuturan Sanisan yang memang benar semua adanya, Aini juga kadang bingung kenapa bisa sellau pas ketika ide senag baik sekali, orang lapangan selalu mengajak untuk survey tempat shooting.
Sebaliknya, ide sedang buntu malah mereka diem-dieman. Jadi, mau tidak mau apabila sedang diajak Aini mengakui bahwa ia tidak bisa berhenti dulu atau yang terjadi semua lenyap.
Perna dicobanya untuk ditulis, namun seperti kesendirian akan terasa hilang di kala tempat ramai, apabila dalam sendiri yang ada kesendirian iu menjadi tagisan.
Hp Aini yang diletakkan di atas meja tiba-tiba saja bergetar menandakan ada notifikasi masuk dari Murobbinya yang menyarankan untuknya mengajukan proposal ta’aruf yang disebabkan oleh curahan hatinya beberapa waktu lalu saat ia emngakui bahwa jatuh hati dengan seorang yang telah berjodoh dengan orang lain.
Pesan itu Aini pandangi lekat-lekat, tidak ada celah canda di dalamnya apa lagi hanya penghiburan. Satu sisi ia berterima kasih atas saran baik itu, sisi lain ia bingung tentang apakah ia melakukan hal benar saat pada akhirnya mengajukan proposal.
Pasalnya, hatinya saja masih tertaut dengan Bagas yang saat ini adalah suami temannya, Dwi. Harusnya ia tidak boleh begitu lagi, Aini sadar tapi tidak bisa berbuat apa-apa.
Dalam satu waktu, Aini sering kali menyadari bahwa rasa-rasa itu hanya ujian kesendirian atau bisikan setan dlam prosesnya mencintai kesendirian.
Aiani dalam kesendirian cukup merenungi pesan itu, apa yang akan ia jawab. Padahal conteng biru telah terlihat jelas. Di tempat lain, Murobbinya memikirkan respons mentenya itu akan seperti apa.
Masih dalam luka sudah ditawari hal demikian, karena ia berpikir tidak ada luka sebab cinta yang dapat diobati kalau bukan dengan cinta kembali.
Cita kepada Allah obat termanjur, tetapi saling memahami kondisi sebelum memberikan nasihat ataupun solusi adalah yang terbaik, tidak melulu lansung ke poin tentang butuh Allah, namun harus ada prosesnya.
Supaya tidak sekadar ia mendengarkan, teetapi memahami maksud mendekat kepada Allah dalam kesendrisn dan usaha mencitai kehilang tersebut.
Aini menarik napas dan menutup pesan tersebut, ia kembali melamun dan ingat ucapa yang selalu diutarakan ayahnya ketika Aini menghadapi kebingungan.
“Istigharah”
Aini tersenyum, memang ayahnya sudah tidak hidup lagi, tetapi semua pengajaran, pemahaman yang telah ditinggalkan beliau adalah sebuah aset yang tidak ternilai harganya.
Aini menarikan jarinya di atas layar hp menyentuh dan mengetik sesuatu tentang apa yang akan dilaukannya.
Aini berkata dalam pesan untuk memikirkannay lagi, apabila satu bulan berlalu, murobbinya harus menghubungi dan menanyakannya kembali.
Ta’aruf merupakan satu dari kesekian jalan yang ditawarkan untuk menemukan cinta, dalam sholat-sholatnya satu pekan ini menemukan jawaban terbaik dalam pikirannya.
Aini mengetikkan sesuatu yang diterima degan senyuman dari sang murobbi yang telah menantikan jawaban terbaik dari mente.
“Alhamdulillah. Semoga terbangun istana Ustadzah perantara mu ya Ai” ujar murobbi-nya sendiri kepada diri sendiri.
***
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/ genmuslimnews, kemudian join. Langkah pertama install aplikasi Telegram di Ponsel.