fiksi

Penantian Cinta dengan Menjalani Hubungan Lama, Cerpen Ini Pas Untuk Kamu membayangkan "Ratna Melepas Rencana"

Kamis, 3 Agustus 2023 | 14:00 WIB
Penantian cinta haruslah sesuai ketetapan pemilik cinta, meski cinta dalam dia pada akhirnya patah juga, setidaknya kita tetap berada dalam ridho-Nya. (GENMUSLIM.id/dok: Desain Canva)
GENMUSLIM.id- Awan yang telah lama mengandung dan menghitam kini menumpahkan isinya. 
 
Perlahan membuka katup demi katup yang tertutup dan jatuh membasahi seisi bumi, banjir seperti merayakan penantian lama.
 
Apabila muda mudi, kurang lebih menandainya penantian cinta.
 
Semua diserang basah, tanpa terkecuali seorang gadis dengan kerudung abunya, lengkap dengan baju setelan overall denim dan inner senada. 
 
Nampaknya sengaja tak memilih berteduh.
 
Melajukan motornya di tengah badai yang telah dikonfirmasi BMKG akan terjadi sore tepat jam pulang kerja. 
 
Ia seolah melaju dengan merapal mantra, mengucapkan kidung-kidung yang melesat sebagai usaha cinta dalam doa.
 
Ratna, nama gadis yang sengaja membasahi dirinya dengan hujan ini, membuat jarak sedikit menjauh untuk menjaga kalau-kalau suaranya terdengar.
 
Sepanjang jalan, orang berteduh memandang dengan setengah heran.
 
Menatap Ratna seperti hilang arah karena tak tergapai ya cinta dalam diam yang dimilikinya.
 
Di sisi lain Ratna mendengarkan lagu via tws-nya dengan volume yang cukup membuat telinga hilang pendengaran. 
 
 
Tidak mendengar atau peduli pandangan orang yang menebaknya patah hati atas penantian cinta, atau bertepuk sebelah tangan dalam cinta diamnya, atau bahkan Tengah merapalkan cinta dalam doa sepanjang jalan.
 
Tidak tahu, ia benar-benar tidak tahu apa yang tengah terjadi kepadanya. 
 
Seketika air matanya memaksa ingin keluar dan hujan. Sangat mendukung, minimal ketika matanya sembab ia bisa beralasan kena air hujan selama motoran. 
 
Apabila di jalan ia ingin menangis dengan kencang, tak akan ada yang dengar suaranya yang berpadu dengan rintik hujan. 
 
Memang patah hati saat ini, tetapi tidak disebabkan cinta dalam diam atau penantian cinta yang sia-sia.
 
Setiap yang memandangnya, ingin sekali ia menjelaskan, tetapi memilih bungkam untuk menghemat tenaga. 
 
Belum lagi, kecepatan motor yang dinaikkan gasnya. Kurang apa lagi kreatifnya gadis 25 tahun ini melakukan percobaan bunuh diri secara tidak langsung. Tidak melibatkan siapapun.
 
 
Semua ini bukan tanpa sebab, tepat 1 jam sebelum kepulangan kerja, teman satu divisinya memberikan sebuah cetakan undangan, awalny ia berpikir itu hanya bagian dari pekerjaan yang kebetulan bidangnya yang selalu berhubungan dengan desain-desain termasuk desain undangan digital.
 
"Tumben ada yang pesen di kita undangan cetak. Ini salah satu contohnya ya?" Temannya tertawa terbahak mendengar tanggapan Ratna yang belum melihat isi undangan, namun sudah menebak dengan lugas.
 
"Coba deh liat dulu. Duduk tapi ya."
Ratna dengan polosnya berjalan ke arah undangan untuk melihatnya, dan ia benar-benar mengikuti duduk membacanya.
 
Seketika pupil matanya mengecil membaca nama di undangan, bagaimana tidak, yang tertulis tepat di undangan adalah nama pacarnya yang menghilang satu pekan yang lalu. 
 
Hubungannya tidak kandas, tapi orangnya entah ke mana. Ditelepon tidak ada jawaban, media sosial tidak satupun merespons, sampai kontaknya sudah dinamai oleh Ratna menggunakan gelar almarhum.
 
"Minum-minum. Berarti bukan jodoh Rat, it's okay nangis. Do you need a hug by me?"
 
Ratna bingung apa yang tengah ia rasakan, berkeping rasanya sudah berserak di dada.
 
Rentetan kenangan berputar jelas di kepala, ucapan demi ucapan lelaki itu seolah seperti kaset kusut yang mengulang terus menerus di telinga.
 
"Dwi, bisa cubit aku gak. Ini mimpi kan?"
Dwi hanya mengigit bibirnya, tahu betul Ratna yang memang Alfa women tidak begitu mudah menangis di hadapan orang lain. 
 
Tawa sumbang Ratna mulia terdengar mengungkapkan ini cuma prank atau sebagainya, sebab sebentar lagi adalah anniversary hubungannya yang ke 8 tahun.
 
Ratna dan pacarnya sudah menjalin hubungan sejak SMA, perkuliahan juga dijalani mereka bersama. 
 
Terlalu banyak suka duka yang telah dijalani bersama, apabila cicilan mobil pasti sudah hampir selesai. 
 
Bila berumah tangga sudah dikaruniai anak 3 nampaknya. Bahkan anak pertama sudah masuk sekolah dasar.
 
Sia-sia rasanya waktu yang telah Ratna habiskan bersamanya dan ternyata bukan ia yang jadi tujuan. 
 
Kenapa ini dilakukan apabila akhirnya bukan dia.
 
"Kan gak ada yang tahu tentang takdir. Jodoh, kita cuma bisa mengusahakan, selebihnya Allah ACC apa gak. 
 
Kalo sekarang rasanya sakit, bisa jadi ada yang gak pas sama ketetapanNya" 
 
Ucapan Dwi seolah menyadarkannya, entah kenapa ia meneteskan air matanya begitu saja. 
 
Sakit memang, tapi ia juga tidak tahu apa yang membuat sakit itu begitu sesak. Bukan rasa sayang, tapi tentang rasanya sia-sia.
 
Apa ia sedang menangisi hal yang sudah terlanjur lama?
 
Motor terus melaju melewati jalan yang harusnya ia lewati sebagai tujuan akhir rumahnya. 
 
Rumah dengan cat pagar berwarna hijau itu tidak dihampirinya, ia hanya berlalu begitu saja. 
 
Langit sudah mulai menampakkan lagi cahayanya, cahaya jingga pertanda magrib yang biasa dibahasakan senja segera tiba. Duduk terpaku memandang sungai di tepian jembatan kotanya. 
 
Ia tidak sedang ingin meloncat, hanya ingin melihat air mengalir begitu saja. Seolah ada beban yang ikut bersama arus itu. 
 
Ia terpaku lama hingga azan magrib berkumandang, tetap di sana terpaku. Hanya bisa diam dengan pakaian yang perlahan kering di badan. 
 
Ratna bangkit dan memulai dengan berjalan lunglai, menyalakan kembali motornya.
 
Menuju rumah yang tak jauh dari jembatan itu. Bukan main ibunya kaget melihat kondisi anaknya, nampak sekali ada yang porak-poranda. 
 
Terlebih, memang Ratna telah mengirim pesan kepada ibunya tentang pacarnya yang meninggalkannya menikah.
 
"Kamu tahu, perpisahan itu pasti terjadi. Dengan siapa pun itu, gapapa kalo kamu nangis seminggu lamanya, tapi jangan lupa makan, minum, mandi, jaga diri, jangan dzolim" 
 
Sore ini seolah semua orang menjadi bijak di hidupnya, biasa terlihat ceria harus berakhir dengan diam seribu bahasa. 
 
Pikirannya melayang berlabuh pada banyak hal. Hari H pernikahan, Ratna tetap memutuskan hadir ke pernikahan itu, selama acara Ratna mendengar bisikan-bisikan tetangga yang makan bangkai saudara seimannya sendiri. 
 
Entah menjadi ghibah atau fitnah, isi percakapan itu menyatakan tentang hamil di luar nikahnya sang istri pacarnya itu hingga pernikahan ini pun dilakukan sedikit banyaknya secara dadakan.
 
Sebenarnya lemas Ratna mendengarnya, tidak terbayang kalau yang berada di posisi itu adalah Ratna. 
 
Ternyata menghadiri acara ini bukan hal buruk baginya, sedikit lega sebagai tanda bahwa ia berdamai dengan pacarnya.
 
 
Ketika bersalaman pun senyum Ratna dapat merekah sebagai tanda selamat ia memeluk pengantin wanita dan tersenyum. 
 
Pengantin wanita membisu seolah tahu siapa yang di hadapannya.
 
Untuk pacarnya, Ratna mengucapkan selamat dan berlalu pergi. Saat ini ia tengah di atas motor kembali, berkutat dengan jalanan dan berpikir untuk tidak langsung pulang. 
 
Lampu merah memberhentikan dia, speaker masjid terdengar jelas yang disebabkan jalanan itu berada di dekat bangunan ibadah yang rimbun dikelilingi pohon yang berumur dengan lingkaran masa pohon yang nampaknya sudah besar. 
 
Terdengar rekaman ceramah yang diputar berulang menemani kesunyian masa tunggu hijau di area jalan.
 
"...penantian cinta, cinta dalam diam, memang begitu, kalau pada akhirnya kehilangan, dan ternyata itu mendekatimu pada Allah, berarti itu baik. Sudah lama tidak sholat malam, lalu sholat malam..." 
 
Ratna teringat satu pekan ini ia tidak bolong terjaga di malam hari untuk hanya sekadar bersimpuh dan menatap kosong sajadah.
 
Hanya bercerita di dalam hati dan menangisi entah apa yang terjadi.
 
Brakkkk....
 
Sebuah ranting pohon jatuh dipotong oleh beberapa petugas masjid, untuk mengantisipasi angin kembali datang.
 
Memang BMKG menyampaikan akan terus terjadi badai selama beberapa pekan ke depan. 
 
"Badainya masih belum redah memang, tapi minimal sudah bersiap dan berbenah dengan yang akan atau sudah terlanjur rusak" ucap Ratna melihat pemandangan tersebut.***
 
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews, kemudian join. Langkah pertama install aplikasi Telegram di Ponsel.
 
 

Tags

Terkini