GENMUSLIM.id - Tak semua anak mampu ungkapkan rasa sayang yang dipendam pada Ayahnya, dan itu coba dituang dalam senandika ini.
Sebuah senandika yang berisi seputar perasaan pada Ayah, yang tanpa disadari, ternyata kini makin menua.
Senandika tentang Ayah ini, diawali dengan kisah seputar kenangan masa kecil.
Bagaimana dulu sosok Ayah jadi teman main paling seru dan ditunggu kehadirannya.
Bagaimana tiap akhir pekan adalah hari bermain yang mengasikkan.
Atau bagaimana pada setiap sore, kepulangan Ayah adalah yang paling dinanti, karena tiap malamnya akan ada obrolan seru tentang bagaimana dunia kecil yang pernah Ayah hadapi dulu.
Kemudian kisah dalam senandika ini beralih ke masa depan, dimana setiap waktu akan terus berjalan.
Dimana pada setiap kegagahan yang diperlihatkan dulu, kini telah berganti menjadi keriput serta napas yang makin berat.
Setiap Ayah akan menua, dan setiap anak akan tumbuh dewasa.
Bagaimana dalam perjalanan menuju dewasa, tiap anak mulai menemukan hal-hal baru yang membuatnya meninggalkan sosok rumah yang dulu jadi tempat segala cerita menarik.
Kini segala yang menarik dalam cerita dulu, telah mampu dihadapi sendiri.
Baca Juga: Senandika Aku dan Badai yang Belum Selesai: Berisi Ungkapan Hati Dengan Diri Sendiri Tentang Hidup
Diciptakan dalam kisah yang lebih nyata dan seru.
Sampai akhirnya seorang anak sadar, bahwa rumah yang telah lama ditinggal, kini mulai ringkih dan berdebu.
