Senandika Aku dan Badai yang Belum Selesai: Berisi Ungkapan Hati Dengan Diri Sendiri Tentang Hidup

Baca Juga: Cerpen Islam Kisah Wali Songo: Sunan Gunung Djati Pembawa Cahaya Islam di Nusantara

Senandika Aku dan Badai yang Belum Selesai: Berisi Ungkapan Hati Dengan Diri Sendiri Tentang Hidup

Hari ini aku kembali bertemu dengan diriku yang masih meringkuk di ruang gelap.

Sendirian bersama segala perasaan yang cukup menyakitkan. Aku melihat diriku yang mati-matian melawan peperangan yang selalu terjadi setiap malam saat sendirian.

Tidak ada yang tahu semua ini selain diriku sendiri, lagi pula aku tak tahu apakah orang lain akan mengerti? Atau mungkin tak peduli?

Ya, aku tahu. Tidak bisa aku meminjam telinga siapa pun atau meminta uluran tangan siapa pun untuk sekadar membantuku berdiri.

Baca Juga: Cerpen: Misteri Pengintaian dan Pengkhianatan, Chapter Final

Setiap malam atau saat-saat aku sendirian, badai itu selalu datang menyusup ke dalam pikiran juga hatiku.

Menimbulkan gelombang kekacauan yang seringkali tak bisa aku hindari.

Setiap hari, setiap pagi, setiap siang, dan setiap malam aku mati-matian berjuang melawan badai itu sendirian.

Badai yang tak pernah berhenti mengusik hati dan pikiranku. Bahkan untuk memberi ruang sejenak bagi diri sendiri pun aku mengalami kesulitan.