Setiap orang bisa menampilkan senyuman, tapi kadang tidak ada yang tahu mungkin ada luka dan kesedihan yang tersimpan di baliknya seperti diceritakan dalam puisi.
Puisi ini menggambarkan bagaimana keadaan juga perasaan seseorang yang menyembunyikan luka dan kesedihan di balik senyuman.
Bagaimana rasanya menyembunyikan luka dan kesedihan di balik senyuman? Apakah itu tidak terlalu sulit dan menyakitkan? Atau sebaliknya.
Baca dan simak puisi berjudul Di Balik Senyuman Itu berikut ini.
Di Balik Senyuman Itu
Aku menatap wajah itu
Tersenyum ke arahku
Di balik cermin yang memantulkan paras tak asing bagiku
Aku melihat wajah itu masih tersenyum
Senyuman semanis madu
Aku tertawa sumbang
Lebih tepatnya memaksakan diri untuk tertawa
Wajah itu juga ikut tertawa
Kami berdua benar seperti orang gila
Menertawakan apa? Kamu mungkin bertanya
Sederhana saja jawaban aku dan dirinya
Kamu mau tahu, kan?
Baca Juga: Puisi: Inilah Tujuan Hidupku, Sebuah Karya Untukmu yang Sedang Berada di Fase Mencari Jati Diri
Kami menertawakan semesta yang kadang bercanda
Meskipun sesekali tidak lucu sama sekali.
Wajah yang tadi tersenyum
Yang barusan tertawa menggila
Kini berubah menurunkan hujan-hujan kecil dari mata
Terbongkar sudah kedok baik-baik saja
Di depan cermin yang memaksa bicara
Di balik senyuman itu
Ada luka yang diam-diam terus menyayat jiwa
Memaksa hati tertikam luka
Yang terus membawa siksa
Artikel Selanjutnya
Puisi Rumah Milikku Tak Punya Ibu: Berisi Sebuah Perasaan Rindu dan Usaha Untuk Menerima Kehilangan
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Sumber: Istimewa
Tags
Artikel Terkait
-
Puisi Rumah Milikku Tak Punya Ibu: Berisi Sebuah Perasaan Rindu dan Usaha Untuk Menerima Kehilangan
-
Contoh Puisi Bertema Pengaduan Cinta Hanya Satu Bait dengan Karakteristik Puisi Lama (Part 1)
-
Puisi Untuk Apa Kamu Bersamaku? Berisi Pertanyaan Perihal Orang yang Datang dan Pergi Dalam Hidup
-
Puisi Metamorfosa Si Kupu-Kupu: Berisi Tentang Perjuangan dan Sebuah Usaha Untuk Bangkit Dari Rasa Sakit
-
Fiersa Besari dan Chairil Anwar, dua penulis dalam Puisi Ibu