Dua puluh menit dihabiskan untuk makan dan bercengkrama sebelum mereka harus kembali ke bekerja. Makanan di meja ludes tak tersisa.
Baca Juga: Cerpen Inspiratif: Perjuangan Pak Guru Buyung dalam Mengajar di Pedalaman
Saras berulang kali berujar tak menyesal jika mukanya bengkak besok, makanan hari ini sangat worth it dan membuatnya bahagia.
Mereka kemudian beriringan kembali ke kubikel masing-masing. Masih ada sepuluh menit sebelum jam kerja dimulai. Rinjani kemudian keluar dari ruangan dan menuju toilet paling ujung yang ada di kantornya. Kamar mandi yang cukup jarang didatangi karena letaknya ada di lantai atas.
Sesampainya di toilet, Rinjani memasukkan jarinya ke dalam mulut hingga beberapa kali hingga tersedak. Ia tak berhenti sebelum akhirnya memuntahkan seluruh isi perutnya.
Rinjani menekan perutnya, berharap semua makanan yang tadi masuk dapat keluar seluruhnya. Setelah merasa perutnya kosong dan badannya lemas, Rinjani kemudian menyikat giginya dan mengambil obat kumur.
Ia kemudian menatap ke cermin, mengamati dirinya sendiri. Rinjani mengalami bulimia. Sebuah gangguan makan yang ditandai dengan kecenderungan mengeluarkan isi perut setelah makan. Ini dilakukan karena kekhawatirannya akan berat badan yang menjadi bertambah.
Baca Juga: Cerpen Psikologi Sosial: Debat Calon Lurah Warnai Bakal Pemilu di Desa Takada
Rinjani sudah mengalami bulimia beberapa tahun lalu. Ia sempat mengkonsumsi obat diet, tetapi hasilnya tak memuaskan. Kemudian, ia memutuskan untuk memuntahkan makanan demi tak membuat berat badannya bertambah.
Saat menatap wajahnya di cermin, rasa bersalah kembali muncul. Rinjani merasa bersalah karena menyiksa tubuhnya dengan terus merasakan kelaparan demi ambisinya memiliki tubuh ideal sesuai kemauannya.
Jujur, Rinjani ingin menghentikannya. Ia ingin hidup normal saja, menerima kekurangan diri. Namun, saat mencoba untuk tidak memuntahkan makanannya, Rinjani justru merasakan cemas berlebih karena menganggap tubuhnya seketika menjadi gemuk.
“Haruskah aku melakukan konseling ke psikolog seperti saran Zoro?” tanya Rinjani pada dirinya sendiri. Semakin lama ia menatap wajahnya, semakin besar rasa bersalahnya.
“Baiklah, aku akan ke psikolog besok. Mungkin bukan bulimia yang kuselesaikan terlebih dulu, tapi rasa keberhargaan diri ini. Jika aku bisa menghargai diri sendiri, maka seharusnya mindset-ku akan berubah dan bulimia dapat teratasi,” lanjut Rinjani memantapkan diri.***
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews, kemudian join. Langkah pertama install aplikasi Telegram di Ponsel.