Cerpen Keluarga: Malam Minggu Seru Bersama Bapak dan Sebuah Cerita Nostalgia Tentang Masa Muda

Photo Author
- Sabtu, 26 Agustus 2023 | 17:19 WIB
Malam minggu seru bersama bapak dan sebuah cerita nostalgia masa muda ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: Pexels/Matteo Basile))
Malam minggu seru bersama bapak dan sebuah cerita nostalgia masa muda ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: Pexels/Matteo Basile))

"Agung mau, sih, Pak. Tapi apa Bapak enggak papa kalau harus cerita tentang Ibu?"

"Ya kenapa harus apa-apa? Justru Bapak selalu senang bercerita tentang ibumu."

Akhirnya Bapak mulai bercerita. Aku mendengarkan setiap kisah yang Bapak bicarakan.

Masa muda Bapak yang begitu menyenangkan dilengkapi kisah cinta dan perjodohan antara Bapak dan Ibu.

Dia bilang dulu mereka bertemu karena perjodohan. Awalnya Ibu tidak pernah setuju dan tidak menyukai Bapak. Namun, karena kegigihan dan keseriusan Bapak akhirnya Ibu luluh dan menerima perjodohan itu.

Baca Juga: Puisi Ada Luka di Punggung Bapak: Berisi Tentang Perjuangan dan Pengorbanan Seorang Bapak untuk Anaknya

Setelah menikah perlahan cinta itu mulai tumbuh di antara mereka. Perhatian dan ketulusan Bapak membuat Ibu benar-benar mencintainya. Bapak benar-benar serius pada perasaannya.

Setidaknya itu yang bisa aku tangkap dari bagaimana Bapak menceritakan Ibu.

"Gung, satu hal yang perlu diingat sebagai laki-laki. Jangan hanya pandai bicara, tetapi tidak mampu membuktikan. Kalau hanya bicara yang kita bisa tanpa bisa membuktikan, itu sama saja omong kosong. Satu pesan bapak untuk kamu, jadilah lelaki yang bisa dipegang ucapannya lalu buktikan dengan tindakan dan jangan sesekali melukai perasaan orang lain apalagi seseorang yang kamu cinta hanya karena sisi egois kamu sebagai manusia."

Aku mendengar ucapan Bapak yang begitu serius dan mengangguk mantap.

"Agung akan selalu ingat, Pak. Semoga Agung bisa menjadi seperti yang Bapak bilang."

"Bapak percaya, Gung. Dulu baik ibumu maupun bapak, kami sama-sama selalu belajar untuk menghargai satu sama lain. Kalau bapak ingin dicintai ibumu ya, bapak pun harus memberi cinta itu dan kalau ibumu juga ingin dicintai bapak, dia juga memberi cinta itu. Begitulah cinta bekerja, Gung. Saling, bukan satu atau hanya salah satunya."

Ya, Bapak benar. Obrolan aku dan dirinya malam itu menjadi obrolan paling mendalam sepanjang hidupku. 

Aku melihat sisi Bapak sebagai sosok bapak dan suami yang cukup dibilang romantis.

"Bapak ternyata bisa puitis juga, ya." Aku tertawa pelan dan dia pun ikut tertawa.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muhammad Reza Nurcholis, S.Si

Sumber: Istimewa

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X