Salah satunya ini, meskipun Aini sebenarnya belum siap dengan pekerjaannya, ia bergegas pulang karena dianggapnya sudah tidak baik lagi hanya berduaan, terlebih orang ini baru dikenalnya selama satu pekan berbarengan dengan masuknya ia ke dalam tim.
Baca Juga: Kisah Inspiratif Mushab bin Umair, Tokoh Sahabat Nabi yang Dikenal Sebagai Duta Pembawa Cahaya Islam
"Makasi ya kopinya, tapi aku asem lambung, jadi gak ngopi" tolak halus Aini pada lelaki itu dan beranjak keluar.
"Semangat ya, kalau mau lega nangisnya bersuara. Ada yang keluar, gak air mata aja" tangan Aini membeku, seakan gagang pintu itu dingin menggebu, suaranya parau dan tercekat ingin mengungkapkan sesuatu jawaban.
Akhirnya hanya membatin, membuka pintu dan berlalu pergi.
Seketika oksigen kembali lancar menuju otaknya berpikir lebih jernih.
Baca Juga: Kisah Bung Hatta, Buku Alam Pikiran Yunani, dan Mas Kawin Sebagai Persembahan Untuk Ibu Rahmi
Ruangan tadi lebih dari sesak kesedihan karena cinta atau mencoba mencintai kehilangan.
Ruangan tadi benar-benar seakan menghimpit dada yang sedari kemarin lupa akan perasaan yang ada, semakin ingat bahwa lusa adalah hari pernikahan Bagas dan Dwi.
Menuju lobby kantor, Aini baru membuka hp dan melihat foto dikirimi temannya yang membeli kado bersama untuk Bagas selaku teman satu kepengurusan organisasi.
Aini hanya sanggup mengirim stiker jempol bapak-bapak yang selanjutnya menjadi renungan diri Aini, apakah siap melihat akad nikah yang segera terjadi.
Baca Juga: Buku Noam Chomsky, Pirates and Emperors: Amerika Serikat Pelaku Teroris Dunia yang Sesungguhnya
Ingin ia menyanyikan lagu yang sempat viral tempo hari yang berisi lirik—harusnya aku yang di sana...— begitulah kurang lebih, tapi Aini tidak lebih gila, bukan kesedihan karena cinta saja melainkan malu yang sudah menunggu melepaskan wajah satu-satunya.
Hari cepat berlalu, jam dinding berputar dengan tak sabar. Tepat hari Jumat, di mana upaya mencintai kehilangan di dirinya benar akan diuji.
Setiap sholatnya seketika penuh derai air mata, tautan ketakutan menangis sebab sedih bukan terharu akan terlihat jelas di wajahnya.