Cerpen Tentang Cinta: Memaknai Kehilangan Dari Sudut Pandang Seorang Hindun Perempuan Pecinta Kopi

Photo Author
- Jumat, 18 Agustus 2023 | 14:30 WIB
Cerita Cinta Hindun gadis pecinta kopi dan bagaimana dia memaknai kehilangan. (GENMUSLIM.id/dok: Pexels/Matej)
Cerita Cinta Hindun gadis pecinta kopi dan bagaimana dia memaknai kehilangan. (GENMUSLIM.id/dok: Pexels/Matej)

Sore itu Hindun memutuskan untuk pergi ke kafe favoritnya yang sering dia datangi bersama Zidan dulu. Dia tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan.

Hindun akan berusaha untuk tidak bersembunyi lagi dari luka, sudah cukup dia menghindar. Kali ini dia akan menghadapinya.

Hindun sampai di kafe favoritnya, sebuah kafe bergaya latar 90-an dengan dekorasi dan suasana yang begitu menenangkan.

Di sudut-sudut kafe banyak rak-rak yang berisi buku-buku yang bisa dibaca dengan gratis oleh pengunjung.

Hindun memesan secangkir black coffee, yang selalu menjadi menu favoritnya. Hindun memang pecinta kopi, sejak kepergian Zidan dan kehilangan yang membuatnya sedih dia jarang meminum kopi.

Sembari menunggu pesanannya, Hindun duduk sambil membaca buku.

"Hin, ini pesanannya. Spesial saya yang anterin ke sini, nih," ucap seseorang sambil terkekeh pelan membuat Hindun menggeleng dan tersenyum kecil ke arahnya.

Dia Kenken, barista sekaligus pemilik kafe ini. Lelaki itu memang sudah cukup mengenal Hindun bahkan Zidan, karena lelaki itu juga teman suaminya.

"Makasih, Ken." Hindun hanya melemparkan senyum tipis yang membuat lelaki itu mengerti, masih ada luka yang dia rasakan.

Lelaki itu duduk di hadapan Hindun, menatapnya dengan perasaan begitu iba.

"Pasti berat buat kamu, Hin. Saya turut berduka cita."

Hindun hanya tersenyum getir mendengar ucapan Kenken barusan. Lelaki itu benar, kehilangan seseorang yang sangat kita cinta dan sayangi tidaklah mudah.

"Kamu benar, Ken. Kehilangan itu kayak kita minum kopi. Pertama kali akan terasa pahit dan buat kita kesulitan untuk meminumnya, karena belum terbiasa dengan rasa pahit itu,"

"Mungkin setelah kita terbiasa, nanti juga akan mulai bisa menerima bahkan berdamai dengan rasa pahitnya itu. Begitupun dengan kehilangan, Ken. Mungkin nanti aku akan terbiasa," jawab Hindun yang membuat Kenken terdiam,"

"Aku sadar, berdiam diri dan terus meratapi luka itu justru membuat aku makin tersiksa. Mungkin ini sudah jalan yang diatur Allah untukku dan Zidan. Aku bukan melupakan Zidan, hanya aku ingin menerima apa yang terjadi tanpa harus membenci. Mungkin di sana Zidan pun ingin aku melakukan itu."

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Dwi Nur Ratnaningsih

Sumber: Istimewa

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X