Dia ingin aku menjalani hidup dengan baik dan tidak berhenti untuk berusaha.
Baca Juga: Rekomendasi Permainan Edukasi Untuk Meningkatkan Kecerdasan Otak Anak, Orang tua wajib baca!
“Terima kasih untuk nasihatnya, Bu. Saya yakin anak dan menantu Bu Tarmi sangat menyayangi, Ibu.”
Ponselku yang berdering tiba-tiba membuat percakapan kami terhenti sebentar. Ada pesan masuk dari pihak panitia pameran, sepertinya ini bersangkutan dengan pameran lukisanku.
“Sepertinya saya harus pamit, Bu. Oh iya, kalau tidak keberatan saya mau undang Bu Tarmi ke acara pameran lukisan saya yang akan diadakan minggu depan, di taman ini. Saya harap Ibu bisa hadir nanti.”
Dia tersenyum lalu mengangguk. “Saya pasti akan datang. Terima kasih untuk undangannya juga gambarnya, akan saya simpan baik-baik.”
Baca Juga: Berenang di dalam Kecantikan Al-Quran berupa Pesan dan Hikmah yang tak Pernah Hilang ditelan Zaman
“Sama-sama, Bu. Kalau begitu saya permisi.”
“Sebentar, Nak Aksa.”
Suaranya menghentikan langkahku dan membuatku kembali menoleh ke arahnya.
“Ibu yakin di sana almarhumah ibumu pasti bangga dan senang mempunyai anak seperti kamu. Meskipun raganya tidak lagi di sini, tapi cinta dan kasih sayangnya selalu mengalir dalam tubuh dan hati kamu. Beliau pasti bahagia dan mungkin sedang tersenyum melihat, Nak Aksa.”
Dia menepuk-nepuk pundakku dan aku benar-benar merasakan sesuatu yang menyentuh dasar hatiku.
Baca Juga: Anak Sering Marah Tidak Menentu? Berikut Tips Mengelola Emosi Anak Oleh Psikolog Klinis Anak
“Sekali lagi terima kasih, Bu. Saya pamit.”
Setelah itu aku benar-benar pergi dari hadapannya.