“Sebenarnya ada apa dengan Ayu?” tanya Ita kepada Bona dan Rijal.
Bona pun menceritakan kejadiannya dan membuat Ita paham dengan apa yang sedang terjadi.
“Oh, pantas tadi kamu marah. Kalau begitu, aku minta maaf karena sikap saudariku. Sebagai gantinya, mulai sekarang aku akan menemanimu belajar bersama di sekolah. Besok kan, ada ulangan IPAS, kita bahas soal bersama yuk! Jangan nangis lagi!” hibur Ita yang membuat Rijal dan Bona saling bertatapan.
Mereka merasa takjub dengan kebaikan Ita yang berbanding terbalik dengan saudari kembarnya.
Baca Juga: 8 Rekomendasi Destinasi Wisata di Dunia dengan Kegiatan Ekstrem dan Memacu Adrenalin, Kamu Berani?
Beberapa hari kemudian, Bu Guru membagikan lembar hasil ulangan IPAS di kelas.
“Wah nilaimu bagus sekali Ati!” puji teman-teman perempuan ketika mengetahui Ati bernilai 97. Yang dipuji tersenyum bangga.
“Selamat ya Ayu, ibu tidak menyangka perkembanganmu sangat luar biasa,” puji Bu Guru. Ati dan teman-temannya merasa penasaran dengan nilai Ayu.
Ati merebut kertas ulangan Ayu dan matanya terbelalak, di sana tertera angka 99.
Bu Guru mengumumkan bahwa nilai tertinggi diraih oleh Ita yang bernilai sempurna disusul dengan Ayu dan Bona.
Seketika itu juga semua teman di kelas berbalik mencibir Ati, sehingga membuatnya merasa malu.
“Pasti kamu ya Ita! Kamu yang bantu dia kan?” tanya Ati penuh curiga.
“Betul, tapi ini semua berkat kamu Ati,” jawab Ita santai. Teman-temannya heran karena tentu saja hal itu tidak mungkin.
Ita pun menjelaskan, jika bukan karena ejekan dari Ati, Ayu mungkin tidak akan termotivasi untuk belajar lebih fokus belajar. Selama ini nilai kurang bagus karena terlalu lelah membantu orang tuanya bekerja.
Ati merasa malu dan meminta maaf, Ayu pun memaafkannya karena merasa yang dikatakan Ita benar. Jika bukan karena Ayu dia tidak akan termotivasi.